Penerbangan Perdana dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

banner 468x60

Denpasar (Baliwananews.com) Pertamina meluncurkan penerbangan perdana Pelita Air Jakarta–Bali dengan bahan bakar ramah lingkungan dari minyak jelantah. SAF ini diproduksi di Kilang Cilacap dan sudah bersertifikasi internasional. Penerbangan ini jadi momentum penting bagi Indonesia menuju industri penerbangan ramah lingkungan.

PT Pertamina (Persero) mencatat sejarah baru dengan meluncurkan penerbangan perdana menggunakan bahan bakar berkelanjutan atau sustainable aviation fuel (SAF) yang berbahan dasar minyak jelantah (used cooking oil). Penerbangan ini dilakukan oleh maskapai Pelita Air, anak usaha Pertamina, pada Rabu, 20 Agustus 2025, dengan rute Jakarta–Bali dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Langkah ini menjadi bagian dari upaya transisi energi hijau di sektor transportasi udara, sekaligus mendukung target pengurangan emisi karbon nasional.

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menjelaskan bahwa produk SAF Pertamina diproduksi di Kilang RU IV Cilacap dan sudah mengantongi sertifikasi internasional, termasuk International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) serta Renewable Energy Directive European Union (RED EU). Dengan pencapaian tersebut, Pertamina menegaskan komitmennya terhadap kemandirian energi dan kesiapan menghadapi pasar global. Pemerintah pun memberi dukungan penuh terhadap inisiatif ini sebagai langkah menuju industri penerbangan yang lebih ramah lingkungan.

Menurut analisa Talas, dari sisi liberal, penerbangan perdana ini dipandang sebagai bukti nyata komitmen Indonesia dalam transisi energi hijau. Penggunaan minyak jelantah bukan hanya membantu menekan emisi karbon, tetapi juga menjadi contoh penerapan ekonomi sirkuler, di mana limbah masyarakat bisa diolah menjadi sumber energi bernilai. Inisiatif ini mencerminkan upaya menciptakan nilai ekonomi baru lewat rantai pasok energi hijau, sekaligus memperlihatkan potensi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam inovasi bahan bakar berkelanjutan di kawasan.

Sementara dari sisi konservatif, penerbangan dengan bahan bakar minyak jelantah dinilai sebagai langkah penting dalam memperkuat kemandirian energi nasional. Pertamina dipandang berhasil menunjukkan kemampuan memenuhi standar internasional, sekaligus membuka peluang pasar bagi produk SAF Indonesia di tingkat global. Perspektif ini juga menekankan pentingnya konsistensi dalam pasokan bahan baku, dengan mendorong keterlibatan masyarakat dalam pengumpulan minyak jelantah agar produksi SAF bisa berkelanjutan dalam jangka panjang.

Penerbangan perdana Pelita Air dengan bahan bakar minyak jelantah menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam menghubungkan isu energi, lingkungan, dan industri penerbangan. Ke depan, keberhasilan inisiatif ini akan sangat ditentukan oleh kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam menjaga rantai pasok sekaligus memperluas penerapan energi hijau di sektor lain. (red)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *