India Dilanda Virus Nipah, Berpotensi Pandemi?

banner 468x60

BALI (baliwananews.com) – Dua orang warga India meninggal dunia akibat terjangkit virus Nipah. Nipah merupakan virus zoonosis yang ditularkan dari hewan (terutama kelelawar) ke manusia yang hingga saat ini belum ada vaksin sebagai pencegahnya.

Dua orang dari negara bagian Kerala, India meninggal dunia akibat terjangkit virus Nipah. Pihak berwenang di Kerala telah mengambil langkah untuk membendung wabah virus Nipah dengan menutup sekolah, kantor, dan transportasi umum serta melakukan tes terhadap ratusan orang untuk mencegah penyebaran.

Peristiwa ini merupakan wabah keempat yang terjadi di Kerala sejak tahun 2018 lalu. Sebagai solusi, India akan membeli 20 dosis antibodi monoklonal dari Australia untuk pengobatan infeksi virus Nipah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Nipah adalah virus zoonosis yang ditularkan dari hewan (terutama kelelawar) ke manusia. Tetapi penyakit ini juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antar manusia. Infeksi virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga parah dengan gejala yang sering kali dimulai dengan sakit kepala dan kantuk, tetapi dapat dengan cepat berubah menjadi koma dalam hitungan hari. Virus ini juga dapat menyebabkan sindrom pernapasan akut, di mana paru-paru tidak dapat memberikan cukup oksigen ke tubuh dan terjadi peradangan pada otak.

Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk virus Nipah. Satu-satunya cara untuk mencegah virus ini menyebar adalah dengan meningkatkan kesadaran dan edukasi terhadap masyarakat. Upaya pencegahan virus Nipah yang utama harus fokus pada pengurangan akses kelelawar terhadap makanan. Buah-buahan dengan tanda gigitan kelelawar sebaiknya dibuang. WHO menyarankan penggunaan sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya ketika harus menangani hewan sakit, hingga proses penyembelihan ataupun pemusnahannya. Selain itu, hindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi virus Nipah serta rajin mencuci tangan setelah merawat atau menjenguk orang sakit.

Angka kematian akibat virus Nipah cukup tinggi. Bahkan, Direktur Jenderal Dewan Penelitian Medis India (ICMR) Rajeev Bahl mengatakan angka orang yang meninggal akibat infeksi virus Nipah jauh lebih tinggi daripada virus COVID-19. Mengutip Detik, Bahl mengatakan angka kematian akibat COVID-19 hanya sebesar 2-3 persen. Sementara, pada virus Nipah angka kematiannya mencapai 40-70 persen.

Kementerian Kesehatan RI memastikan Indonesia belum mengidentifikasi kasus virus Nipah. Meski begitu, pihaknya dipastikan terus melakukan surveilans dan pengawasan di pintu masuk sebagai upaya preventif. (disway/hd)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *