Denpasar (Baliwananews.com) – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) ungkap negara, termasuk Amerika, Australia, Prancis, dan Kanada, sedang serius mengeksplorasi gold hydrogen. Hasil evaluasi menunjukkan potensi hidrogen alami di Tanjung Api, Sulawesi Tengah.
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengungkapkan bahwa negara-negara di dunia, termasuk Amerika, Australia, Prancis, Kanada, dan bahkan sebuah negara di Afrika seperti Mali, tengah serius dalam eksplorasi gold hydrogen atau hidrogen alami sebagai sumber energi untuk masa depan. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi, Muharram Jaya Panguriseng, dalam acara Media Gathering CNBC Indonesia pada 6 Februari 2024.
Beberapa negara, seperti Amerika, Australia, Prancis, dan Kanada, telah melakukan eksplorasi intensif untuk mengembangkan gold hydrogen. Bahkan, Mali menjadi negara pionir hidrogen alami di Afrika.
Sebentar, gold hydrogen itu apa?
Gold hydrogen merujuk pada hidrogen yang diperoleh secara alami dari sumber daya alam, terutama melalui proses geologi seperti serpentinisasi. Istilah “gold” menyoroti nilai emas atau keunggulan hidrogen sebagai sumber energi bersih dan berkelanjutan.
Proses pembentukan gold hydrogen biasanya terjadi melalui proses geologi alami, seperti serpentinisasi. Serpentinisasi adalah reaksi kimia di dalam bumi di mana batuan olivin bereaksi dengan air laut dan menghasilkan hidrogen. Gas hidrogen yang dihasilkan dari proses ini dapat menjadi sumber energi yang ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi karbon ketika digunakan sebagai bahan bakar.
Bagaimana tanggapan Indonesia?
Pertamina juga tidak ingin ketinggalan dalam perlombaan global mencari sumber energi baru. PHE sedang melakukan evaluasi terhadap potensi hidrogen di Indonesia. Dari hasil evaluasi tersebut, diketahui bahwa Indonesia memiliki potensi hidrogen alami, salah satunya di Tanjung Api (Ampana) Sulawesi Tengah, yang menunjukkan indikasi keberadaan gas hidrogen.
Survei Badan Geologi Kementerian ESDM menunjukkan adanya rembesan gas hidrogen dengan kandungan 20%-35% di daerah Tanjung Api. PHE akan melanjutkan evaluasi untuk memahami potensi hidrogen dari alam di berbagai wilayah Indonesia, seperti Lengan Timur Sulawesi yang berpotensi mengalami proses serpentinisasi. (hd)