Setelah Indodax, Kini Bybit diretas: Haruskah investor panik?

banner 468x60

Denpasar – baliwananews.com | Setelah Indodax diretas, kemarin pada Jumat (21/02/2025) Bybit diretas dan pelaku alias Lazarus Group berhasil membawa 1,46 miliar Dollar AS atau setara 23,8 triliun Rupiah dalam bentuk 401.000 Etherium, 70% dari Etherium tersebut milik investor dan Bybit mengatakan bahwa pihaknya akan sepenuhnya bertanggung jawab.

Pada Jumat (21/02/2025) Bybit salah satu bursa tersentralisasi kripto terbesar di dunia diretas. Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh analis on-chain, ZachXBT, ia menemukan transaksi yang mencurigakan dari wallet Bybit dengan nilai total 1,46 Miliar dolar AS atau setara 23,8 triliun Rupiah. Ini merupakan jumlah dana yang sangat besar sehingga memicu spekulasi terjadinya pelanggaran atau peretasan keamanan.

CEO Bybit, Ben Zhou, pada platform X (sebelumnya Twitter) akhirnya mengonfirmasi kejadian tersebut. Ia mengatakan bahwa peretas berhasil mengambil alih kendali cold wallet Ethereum milik Bybit dan mengirim seluruh dana tersebut ke alamat wallet yang tidak dikenal. Meskipun ini merupakan peretasan besar, Zhou pastikan cold wallet, warm wallet, dan hot wallet Bybit lainnya tetap aman.

Zhou menambahkan bahwa pihaknya telah melaporkan kejadian ini kepada otoritas terkait dan memastikan bahwa Bybit tetap dalam kondisi yang sehat secara finansial serta memastikan aset penggunanya tetap terjamin. Zhou memastikan pelanggan Bybit bahwa aset mereka aman dan mereka tetap dapat melakukan penarikan dari Bybit. “Bybit tetap solvent, bahkan jika dana yang dicuri tidak dapat dipulihkan. Semua aset klien tetap didukung 1:1 kami dapat menutup kerugian ini.” ujarnya.

Disisi lain, Lazarus Group merupakan hacker yang ditakuti dan didukung oleh Korea Utara melakukan pembobolan ini melalui metode phising dan berhasil mengelabui sistem keamanan Bybit. Setelah mencuri aset Bybit, mereka melakukan pencucian uang dengan menyebarkan aset ke berbagai wallet perantara dan dilaporkan sebagian Etherium dikonversikan ke dalam bentuk Bitcoin melalui bursa terdesentralisasi tanpa verifikasi KYC (Know Your Customer).

Hal serupa pernah terjadi di Indonesia, Indodax, yang pada Rabu (11/09/2024) mengalami peretasan dan menyebabkan kerugian sebesar 221 miliar rupiah. CEO Indodax, Oscar Darmawan mengungkapkan bahwa Indodax memiliki cadangan dana sebesar 11,5 triliun Rupiah dalam bentuk kripto dan berhasil memulihkan kepercayaan pengguna setelah diretas selama 80 jam.

Peretasan besar pada Bybit dan sebelumnya pada Indodax, memperlihatkan kerentanan keamanan di industri kripto, meski Bybit dan Indodax mampu menanggung kerugian tanpa merugikan pengguna. Kejadian ini mendorong bursa kripto untuk terus meningkatkan keamanan, sementara pengguna lebih waspada dengan aset mereka.

Informasi yang disajikan dalam artikel ini hanya untuk tujuan edukasi. Saya bukan penasihat keuangan, dan tidak ada bagian dari artikel ini yang dianggap sebagai saran investasi dan keuangan. Selalu lakukan riset anda sendiri dan konsultasikan dengan profesional sebelum mengambil keputusan investasi. (hd)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *