Kemacetan di Bali Bikin Frustasi, Volume Kendaraan Tak Sebanding Kapasitas Jalan

Perlu Tata Ulang Sistem Transportasi

banner 468x60

BALI (baliwananews.com) – Masalah kemacetan lalu lintas di Bali sudah bukan rahasia lagi. Kita hanya perlu melihat sekilas di media sosial untuk melihat ratusan video viral dengan template ‘harapan vs kenyataan’ untuk melihat bahwa lalu lintas di seluruh pulau ini semakin meningkat.

Para pemimpin lokal telah menghubungi media untuk menyampaikan rasa frustasi mereka karena kurangnya tindakan yang mendesak.

Ketua Asosiasi Villa Bali, I Putu Gede Hendrawan, telah angkat bicara atas nama komunitas lokal, pemilik bisnis pariwisata, dan wisatawan itu sendiri.

Dia mengatakan bahwa meskipun jumlah wisatawan di pulau itu saat ini adalah sesuatu yang patut disyukuri setelah pandemi, tindakan serius dan mendesak harus diambil untuk mengatasi infrastruktur jalan di pulau itu.

Hendrawan mencatat bahwa meskipun sudah bertahun-tahun melakukan diskusi, seminar, studi ahli, dan bahkan proposal proyek, belum ada satu pun solusi yang berdampak pada kemacetan lalu lintas di Bali. Dia menjelaskan bahwa sektor pariwisata terancam jika tidak segera dilakukan.

Hendrawan mengatakan, “Berbicara mengenai pariwisata yang berkualitas harus dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi wisatawan dan dari sisi produk pariwisata.” Dia berbicara tentang pengumuman baru-baru ini dari para pemimpin politik yang ingin mempromosikan pariwisata yang lebih berkualitas di Bali dengan mendorong wisatawan yang lebih berkualitas (dan pengeluaran yang lebih tinggi) untuk berlibur.

Dia menunjukkan bahwa kualitas penawaran pariwisata suatu destinasi lebih dari sekedar kemewahan akomodasi. Infrastruktur publik yang berkualitas memainkan peran yang tidak terlalu seksi namun sangat penting dalam membangun pariwisata yang berkualitas.

Hendrawan menjelaskan bahwa kemacetan lalu lintas berdampak pada pengalaman wisatawan di pulau resor dan kualitas hidup masyarakat lokal.

Dia berkata, “Kami di sini bosan harus melalui rute yang macet sehingga kami sering mencari rute alternatif, terutama bagi mereka yang memiliki waktu liburan yang terbatas. Karena macet, kami harus menghabiskan lebih banyak waktu di jalan.”

Dia dan yang lainnya di Bali Villa Association menyerukan tindakan yang berarti dari pemerintah pusat dan provinsi, kotamadya, kabupaten, dan bankir lokal. Hendrawan mengatakan bahwa ada ketidakseimbangan yang sangat besar antara volume kendaraan di jalan-jalan di Bali dan kualitas infrastruktur transportasi pendukung.

Dia mengutip angka dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali yang menunjukkan bahwa jumlah kendaraan di pulau itu jauh melebihi jumlah penduduk. Pada tahun 2022, jumlah kendaraan yang terdaftar di Bali adalah 4.756.364, sementara menurut perkiraan resmi jumlah penduduk provinsi Bali adalah 4.415.000 orang pada pertengahan tahun 2022.

Volume kendaraan ini tidak hanya menyebabkan masalah kemacetan lalu lintas, tetapi juga masalah parkir. Tahun ini saja sudah ada puluhan cerita tentang kendaraan wisatawan yang mengalami kekacauan karena kurangnya tempat parkir di destinasi-destinasi wisata terkemuka di pulau ini.

Hal ini mengakibatkan parkir liar, yang sering kali memblokir jalan yang sudah padat, menyebabkan lalu lintas semakin macet dan dalam beberapa kasus mencapai kemacetan.

Hendrawan mengatakan, “Ini semua dilema. Jika pembatasan kendaraan diterapkan maka akan mempengaruhi pendapatan pemerintah dari pajak kendaraan bermotor, namun jika hal tersebut tidak bisa dilakukan, maka harus ada pilihan lain seperti menambah jalan raya.”

Dia juga meminta pihak berwenang untuk mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang melanggar peraturan lalu lintas, terutama di daerah-daerah seperti Ubud di mana parkir liar marak terjadi dan memiliki dampak yang sangat negatif terhadap bisnis lokal dan wisatawan.

Kemacetan Lalu Lintas di Canggu
Hendrawan menyimpulkan, “Jika hal ini terus terjadi di Bali, bagaimana citra pariwisata Bali yang nyaman dan aman akan tercipta?”

“Karena kita tidak nyaman di jalan raya pergi ke suatu tempat menggunakan kendaraan pribadi dan akhirnya bosan dan muak dengan hal-hal seperti ini.”

“Efek jangka panjangnya adalah berdampak besar pada citra pariwisata Bali. Tidak ada industri lain yang bisa menggantikan pariwisata karena ini adalah tulang punggung Bali.”

Seminyak-Pantai-Bali
Komentar Hendrawan muncul ketika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyimpulkan pertemuan dengan otoritas transportasi dan perencanaan di Bali.

Menteri sepakat bahwa Bali tidak akan mampu mengatasi volume lalu lintas di jalan raya pada tahun 2027 jika tidak ada yang dilakukan dengan cepat.

Menteri dan timnya membahas sistem Light Rail Transit yang baru, dan pembebasan lahan sedang dilakukan untuk memperluas jaringan jalan ke daerah resor Uluwatu pada tahun 2024, di samping Jalan Tol Gilimanuk-Medewi yang sudah berjalan. (thesun/red)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *