Indonesia Bersiap Pakai Drone Kargo Kapasitas Besar

banner 468x60

Denpasar (Baliwananews.com) – Indonesia bersiap mengoperasikan drone kargo besar Hongyan HY100 buatan China, dengan kapasitas 1,9 ton, jarak 1.800 km, dan efisiensi biaya hingga 50 persen. Perakitan direncanakan di Indonesia, sambil menunggu regulasi, menjadikannya pionir di luar China.

Indonesia segera memasuki era baru transportasi udara dengan rencana pengoperasian drone kargo kapasitas besar Hongyan HY100 buatan Ursa Aeronautical Technology (UAT) Co. Ltd. asal Xinjiang, China. Jika terealisasi, Indonesia akan menjadi negara pertama di luar China yang mengoperasikan drone kargo berkapasitas 1,9 ton tersebut.

CEO Unmanned Air Transport Indonesia, Agung Sasongkojati, menyatakan hadirnya HY100 akan menjadi solusi nyata untuk menekan biaya logistik di Indonesia. Menurutnya, pengoperasian drone dapat memangkas biaya hingga 30 persen lebih murah dibanding pesawat berawak, bahkan efisiensi operasional bisa mencapai 50 persen. Hal ini sangat penting mengingat tingginya biaya distribusi di Indonesia, khususnya di wilayah terpencil.

Drone HY100 memiliki spesifikasi unggulan dengan kapasitas kargo 1,9 ton, bobot lepas landas maksimum 5,25 ton, jarak tempuh 1.800 kilometer, serta endurance terbang 10,6 jam. Dengan bentang sayap lebih dari 18 meter, HY100 dapat mempertahankan penerbangan stabil pada ketinggian rendah, cocok untuk misi logistik, pertanian, pemadaman kebakaran, penyelamatan darurat, hingga komunikasi udara.

Keandalan HY100 sudah terbukti di China. Sejak dikirim pertama kali pada Januari 2022, drone ini telah beroperasi 3,5 tahun tanpa insiden maupun kecelakaan. HY100 juga telah digunakan oleh perusahaan logistik besar seperti JD Logistics, XT Express, dan China Post, serta memperoleh sertifikasi laik operasional dari Civil Aviation Administration of China (CAAC).

Di Indonesia, rencananya 20–25 unit HY100 akan didatangkan dan dirakit secara lokal. Perakitan bisa dilakukan di bandara dengan aktivitas rendah, seperti Bandara Kertajati (Majalengka) atau Bandara Dhoho (Kediri), bahkan di hanggar operator penerbangan yang berminat. Transfer teknologi ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan industri penerbangan nasional dan menjadikan Indonesia pusat produksi HY100 di luar China.

Meski demikian, pengoperasian drone besar ini masih menunggu kepastian regulasi. Ditjen Perhubungan Udara saat ini tengah melakukan validasi Type Certificate (TC) bersama CAAC serta menyiapkan aturan operasional dan navigasi. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan juga tengah membahas regulasi ruang udara untuk mengantisipasi teknologi baru, termasuk potensi taksi terbang di masa depan.

Agung menekankan pentingnya Indonesia segera mewujudkan industri drone sebagai bagian dari masa depan penerbangan. “Kita tidak boleh kehilangan momentum. Kalau tidak segera dimulai, kita bisa tertinggal. Ini kesempatan yang sangat berharga,” ujarnya. Dengan hadirnya HY100, Indonesia berpeluang menjadi pelopor regional dalam pemanfaatan drone kargo besar untuk menurunkan biaya logistik dan memperkuat konektivitas nasional. (hd)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *