Denpasar – baliwananews.com | Paus Fransiskus wafat pada usia 88 tahun akibat stroke dan gagal jantung. Ia dikenal karena kesederhanaannya, kepedulian pada kaum miskin, serta reformasi Gereja. Jenazahnya akan disemayamkan di Basilika Santa Maria Maggiore sesuai wasiat terakhirnya.
Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik pertama dari Amerika Latin, wafat pada usia 88 tahun. Kabar duka ini disampaikan oleh Kardinal Kevin Farrell pada Senin pagi, “Pukul 07:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa.”
Kematian beliau mengejutkan banyak pihak, karena hanya sehari sebelumnya, Paus masih menyapa umat di Lapangan Santo Petrus saat Misa Paskah. Ia juga sempat menerima audiensi pribadi dengan Wakil Presiden AS JD Vance. Menurut dokter Vatikan Andrea Arcangeli, Paus meninggal akibat stroke dan gagal jantung. Ia sebelumnya sempat dirawat karena pneumonia ganda dan kondisi kesehatannya memang menurun dalam beberapa bulan terakhir.
Paus Fransiskus dalam wasiatnya memilih dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, “dalam tanah, tanpa dekorasi khusus”, dengan namanya tertulis dalam bahasa Latin: Franciscus. Jenazahnya kemungkinan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus pada Rabu pagi untuk penghormatan publik. Tanggal pemakaman belum diumumkan.
Lahir sebagai Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Paus Fransiskus dikenal karena kesederhanaan, kedekatan dengan kaum miskin, dan kepemimpinan yang membumi. Ia menolak tinggal di apartemen mewah Vatikan dan memilih hidup komunitas.
Terpilih pada 13 Maret 2013, ia mewarisi Gereja yang dilanda skandal dan konflik internal. Ia memperjuangkan transparansi, mereformasi birokrasi Vatikan, membuka ruang bagi umat awam, dan mempromosikan dialog antaragama. Dikenal dengan sikap moderat, mungkin ini perkataannya yang paling ‘mengejutkan’, “Jika seseorang gay dan mencari Tuhan dengan niat baik, siapa saya untuk menghakimi?”
Namun, ia juga dikritik oleh kalangan konservatif karena dinilai terlalu progresif, dan sebaliknya oleh kaum progresif karena dianggap belum cukup berani.
Paus Fransiskus menunjuk sekitar 80% dari kardinal pemilih dalam konklaf selanjutnya yang memberi harapan arah Gereja tetap progresif. Konklaf baru diperkirakan berlangsung dalam 15–20 hari ke depan.Argentina menetapkan tujuh hari berkabung, disusul Brasil. Ucapan belasungkawa mengalir dari seluruh dunia, memuji kepemimpinannya yang penuh kasih dan kemanusiaan. Meskipun meninggalkan dunia, warisan Paus Fransiskus akan terus hidup dalam semangat cinta kasih, keadilan sosial, dan harapan akan Gereja yang lebih terbuka dan peduli terhadap sesama. (hd)