Denpasar (baliwananews.com) – Program bagi hasil iklan X yang diluncurkan tahun lalu belum bekerja dengan baik bagi sebagian besar kreator, walaupun ada sebagian kecil yang berhasil mengandalkan pendapatan dari X. Sebagian kecil ini dirasa kurang bila melihat ekspansi yang dilakukan.
X meluncurkan program bagi hasil iklan tahun lalu untuk menarik minat kreator, tetapi platform ini masih tertinggal dari kompetitor seperti YouTube dan Instagram. Laporan Wall Street Journal menunjukkan para kreator ragu-ragu karena khawatir tentang bisnis periklanan X dan pembayaran yang tidak konsisten. Meskipun X mengklaim memiliki 250 juta pengguna aktif harian, banyak kreator yang ragu X bisa menjadi sumber pendapatan yang bisa diandalkan.
X bertujuan untuk menarik kreator terkenal dan yang sedang naik daun. Namun, kepemimpinan Elon Musk yang tidak terduga dan penurunan jumlah pengguna harian platform belum membantu. Perseteruan publik Musk dengan Don Lemon menunjukkan ketidakstabilan yang membuat khawatir para kreator dan pengiklan. Para ahli menunjukkan bahwa program bagi hasil iklan X bergantung pada pasar iklan yang sehat, yang saat ini tidak dimiliki X.
Ada beberapa kisah sukses. Kreator diceruk tertentu seperti keuangan telah berhasil dengan model langganan berbayar X. Namun, keterbatasan teknis dan pembayaran yang tidak terprediksi tetap menjadi rintangan. Meskipun X mengambil langkah untuk mengatasi masalah kreator, platform ini menghadapi perjuangan berat dalam industri kreator yang penuh sesak.
AI dari PukulEnam mengalami kesulitan memprediksi saham X sekarang, karena sudah tidak diperjualbelikan secara umum. AI kami mencoba memprediksi saham Twitter (X sebelum berganti kepemilikan) dan hasilnya adalah penurunan yang agak lemah, dengan total poin: 45.93/100, sehingga menghasilkan sentimen negatif 🌂. Narasi positif hanya didukung dengan bukti bahwa X berhasil menghidupi sebagian kecil kreatornya, dan ditenggelamkan oleh berbagai kreator besar yang merasa X belum bekerja untuk mereka, paling tidak di masa sekarang. (hd)
