Denpasar (baliwananews.com) – Terjadi banjir besar di Guangdong, China. Sebanyak 60.000 orang dievakuasi dan 11 orang hilang. Sekitar 1,16 juta rumah tanpa listrik. Kerugian ekonomi hampir 140,6 juta yuan. Dampak iklim nyata, Beijing alami curah hujan terbanyak dalam 140 tahun.
Banjir besar melanda Provinsi Guangdong, China, akibat hujan lebat yang terus menerus selama berhari-hari. Sebanyak 60.000 orang telah dievakuasi dari rumah mereka. Meskipun 11 orang dilaporkan hilang, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Wilayah ini, yang merupakan basis manufaktur besar di China dan rumah bagi sekitar 127 juta orang, mengalami dampak yang parah, terutama di kota-kota seperti Guangzhou, Shaoguan, dan Heyuan.
Pada akhir pekan, sekitar 1,16 juta rumah tangga kehilangan aliran listrik, meskipun sebagian besar telah pulih pada Minggu malam. Sekolah-sekolah ditutup di beberapa kota, dan banyak penerbangan dibatalkan atau ditunda di Bandara Internasional Baiyun di Guangzhou. Banyak rumah hancur atau rusak parah, dan kerugian ekonomi diperkirakan mencapai hampir 140,6 juta yuan (Rp 3,1 triliun).
Petani seperti Huang Jingrong dari kota Qingyuan melaporkan kerugian besar akibat banjir, dengan perkiraan kerugian mencapai 100.000 yuan atau sekitar Rp224 juta. Ahli meteorologi China menjelaskan bahwa curah hujan tinggi disebabkan oleh kenaikan suhu subtropis di wilayah tersebut, yang menyebabkan penarikan udara yang mengandung uap air dari Laut China Selatan hingga Teluk Benggala.
Pemerintah Provinsi Guangdong telah merilis peringatan evakuasi dan menurunkan tim penyelamat untuk membantu warga yang masih terjebak di lantai atas rumah mereka. Banjir ini menunjukkan dampak perubahan iklim yang semakin nyata, dengan Beijing sendiri mengalami curah hujan terbanyak dalam 140 tahun pada minggu yang sama. (hd)