Flu Singapura: Tak Punya Vaksin, Apa yang Perlu Diwaspadai Orang Tua?

banner 468x60

Flu Singapura: Tak Punya Vaksin, Apa yang Perlu Diwaspadai Orang Tua?

Denpasar (baliwananews.com) – Penyakit Flu Singapura saat ini semakin banyak ditemukan pada anak-anak, terutama di musim hujan. Beberapa orang tua khawatir, karena jumlahnya terus meningkat, menular, dan belum ada vaksin pencegahannya.

Penyakit Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD), yang sering disebut sebagai “Flu Singapura,” kini tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan orang tua di Indonesia. Penyakit ini memiliki tingkat penularan yang tinggi, terutama pada musim hujan yang masih berlangsung di beberapa wilayah di Indonesia saat ini. Orang tua khawatir dengan perkembangan gejala yang cepat dan dampaknya pada anak-anak, yang seringkali membuat mereka rewel dan merasa tidak nyaman, sementara belum ada vaksin yang dapat mencegahnya.

Menurut data yang dikumpulkan hingga tanggal 22 April 2024 di Yogyakarta, terdapat 68 kasus dugaan Flu Singapura yang diperkirakan akan terus bertambah. Di sisi lain, Dinas Kesehatan Kota Surabaya mencatat sebanyak 61 kasus yang semuanya terjadi pasca perayaan lebaran. “Penyakit ini sangat mudah menular jika tidak segera diatasi dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Penyebarannya begitu cepat,” ungkap Endang Sri Rahayu, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

Apa tanda yang perlu diperhatikan orang tua?
Penyakit Flu Singapura memiliki beberapa gejala awal yang sangat mirip dengan gejala flu. Biasanya anak merasa nyeri tenggorokan dan juga demam yang tidak begitu tinggi. Selain itu, anak dengan Flu Singapura biasanya kehilangan nafsu makan dan merasa lemas. Setelah itu, satu hingga dua hari setelah demam akan timbul lepuhan-lepuhan pada sekitar mulut atau tenggorokan. Ruam pada kaki dan tangan juga dapat terlihat. Orang tua harus berhati-hati karena penyakit ini cepat menular lewat kontak kulit, udara dari pernapasan, cairan dari blisters atau lepuhan yang ada pada kulit, tinja penderita, serta dari makan dan minum bersama. Penularan pun dapat terjadi melalui droplet atau cairan yang berasal dari hidung dan tenggorokan penderita saat bersin.

Lantas, apa yang harus diwaspadai orang tua?
Satu hal yang harus diwaspadai orang tua adalah tanda dehidrasi yang dapat membahayakan kondisi anak akibat Flu Singapura. Karena biasanya anak mengalami penurunan nafsu makan, kebutuhan nutrisi tidak dapat tercukupi untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Begitupun dengan adanya lepuhan pada mulut yang biasanya terjadi, sehingga anak merasa nyeri saat minum. Oleh karena itu, sebaiknya orang tua memperhatikan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi agar kebutuhan nutrisi tercukupi dan tubuh mampu melawan penyakit.

Bagaimana bila anak sudah tertular?
Perlu diketahui bahwa Flu Singapura disebabkan oleh salah satu jenis virus Coxsackie dan sebenarnya penyakit dapat membaik dalam 7-10 hari tanpa pengobatan khusus. Meskipun merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sistem imun tubuh yang baik, orang tua disarankan segera membawa anaknya ke pusat pelayanan kesehatan bila anak tak kunjung membaik setelah 10 hari, anak usia kurang dari 6 bulan dengan imun tubuh yang kurang baik, hingga anak yang sama sekali tidak bisa makan dan minum karena kesakitan.

Bagaimana pencegahannya?
Pencegahan penyakit dan penularannya yang paling sederhana adalah dengan menjaga kebersihan, terutama mencuci tangan. Kebersihan di rumah, seperti rutin menyapu, membersihkan peralatan di rumah, dan tidak menggunakan alat makan dan minum bersama dengan anak juga dapat dilakukan sebagai langkah-langkah pencegahan. Karena merupakan penyakit yang menular, sebaiknya anak tinggal di rumah selama masih bergejala agar tidak menularkan pada orang lain. (hd)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *