Denpasar (Baliwananews.com) – Dalam upaya mencegah penyebaran cacar monyet (Mpox), Kemenkes menargetkan kepemilikan 6500 dosis vaksin yang akan diprioritaskan kepada kontak erat dengan pasien Mpox atau ODHIV. Hingga kini, Indonesia baru memiliki stok 3500 dosis dan sisanya sedang diusahakan.
Perlahan tapi pasti, satu demi satu kasus cacar monyet atau monkey pox atau Mpox ditemukan kembali sejak tanggal 14 Oktober lalu. Pada tanggal 26 Oktober, Kemenkes mencatat kasus konfirmasi Mpox sebanyak 14 kasus. Selain itu, ada 2 kasus probable (terjadi kontak dan sudah sembuh) dan 9 kasus suspek (memiliki gejala dan sedang menunggu hasil).
Karakteristik dari 14 kasus konfirmasi paling banyak berusia 25-29 tahun sebanyak 64%, sisanya 30–39 tahun 36%. Semua pasien konfirmasi adalah laki-laki dan tertular melalui perilaku seks berisiko. Masih dari 14 kasus konfirmasi, 12 dilaporkan dari DKI Jakarta dan 2 kasus dari Tangerang. Dua belas kasus diketahui merupakan laki-laki seks dengan sejenis, 1 biseksual, dan 1 heteroseksual. Kondisi penyakit penyerta dari 14 pasien itu, 12 di antaranya ODHIV dan di samping itu ada 5 pasien dengan penyakit Sifilis.
Selanjutnya, 13 pasien bergejala dan hanya 1 asimptomatis. Gejala paling banyak berupa lesi pada kulit (ruam merah, krusta, bernanah) disertai demam atau ada pembengkakan kelenjar, terutama di bagian paha. Gejala lainnya termasuk sakit saat menelan, nyeri tenggorokan, sakit otot, menggigil, badan sakit, kelelahan, mual, bahkan ada yang sampai diare.
“Ini gejala-gejala yang umumnya ada pada penderita Mpox. Tapi yang spesifik untuk membedakan Mpox dengan cacar air adalah adanya limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening,” ucap dr. Maxi, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Sebagai upaya pencegahan dan memperlambat perkembangan, Kemenkes melakukan vaksinasi. Vaksin disiapkan sejak akhir tahun lalu. Stok vaksin saat ini baru tersedia 1000 dosis untuk jumlah sasaran 477 orang dengan pemberian 2 dosis dengan rentang 4 minggu. Pemberian vaksin akan diprioritaskan pada orang-orang yang berkontak erat dengan penderita Mpox dan ODHIV. Selain itu, Indonesia juga akan mendapatkan bantuan dari ASEAN sebanyak 2000 dosis.
Sayangnya, dr. Maxi Rein Rondonuwu menyebutkan bahwa usulan ketersediaan stok vaksin cacar monyet setidaknya mencapai 6500 dosis. Jumlah ini melihat dari prediksi kasus cacar monyet atau Mpox di Indonesia yang diperkirakan mencapai 3600 dalam setahun. Kini, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan sedang mengusahakan untuk mengamankan jumlah vaksin yang dibutuhkan. (hd)