Pasien Kedua Transplantasi Jantung Babi ke Manusia

banner 468x60

BALI (baliwananews.com) – Transplantasi jantung babi ke manusia kembali dilakukan pada Rabu (20/9) kemarin. Lawrence Faucette, pria berusia 58 tahun yang mengidap penyakit jantung stadium akhir yang menerima transplantasi tersebut kini berada dalam kondisi stabil dan jantung barunya bisa berfungsi tanpa bantuan alat.

University of Maryland Medical Center (UMMC) kembali melakukan operasi transplantasi jantung babi ke manusia. Kali ini, orang yang menerima transplantasi jantung babi tersebut bernama Lawrence Faucette, pria berusia 58 tahun yang mengidap penyakit jantung stadium akhir.

Ini adalah kali kedua dalam sejarah transplantasi jantung babi ke manusia dilakukan. Sebelumnya, tim dari UMMC membuat terobosan dengan melakukan operasi cangkok jantung babi ke manusia pertama di dunia pada Januari 2022. Saat itu, jantung babi yang sudah dimodifikasi secara genetik diterima oleh pria bernama David Bennett. Sayangnya, dua bulan setelah operasi, Bennett meninggal dunia lantaran kegagalan fungsi jantung yang bukan dipicu prosedur yang dijalani.

Berbeda dengan kasus Bennet, operasi yang dilakukan pada Rabu (20/9) berhasil membuat Faucette berada dalam kondisi stabil. Jantung barunya pun sejauh ini dapat berfungsi dengan baik tanpa bantuan alat. Namun, ia akan tetap diawasi secara ketat untuk melihat tanda-tanda penolakan yang mungkin terjadi.

Menjadi pasien kedua yang menerima transplantasi jantung babi, Faucette mengungkapkan prosedur xenotransplant (transplantasi organ binatang ke manusia) merupakan satu-satunya cara untuk dirinya bisa bertahan hidup. Penyakit jantung yang sudah memasuki stadium akhir, serta berbagai komplikasi medis yang memperburuk kondisi kesehatannya membuat Faucette ditolak oleh berbagai program donor organ manusia.

Penelitian mengenai organ babi untuk transplantasi sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 2016. Dari studi ini, peneliti melaporkan bahwa jantung babi dapat tetap sehat selama lebih dari 2 tahun ketika ditransplantasikan ke seekor baboon (sejenis monyet). Jantung babi yang ditransplantasi telah mengalami rekayasa genetik, di mana 10 gen telah dimodifikasi agar tidak menimbulkan reaksi penolakan saat berada dalam tubuh manusia. Prosedur ini juga sudah mendapat izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan US yang mengklaim program tersebut sebagai ‘terobosan yang memberikan harapan hidup bagi pasien dengan penyakit atau kondisi serius yang mengancam jiwa’. (red)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *