Pameran Lukisan “Ekspresi Kebahagiaan” 27 September – 27 Oktober 2025, Terapi Seni Penyembuhan Skizofrenia

banner 468x60

Denpasar (Baliwananews.com) – Penyembuhan skizofrenia lewat seni merupakan topik yang kompleks. Meskipun terapi seni atau art therapy dapat membantu mengurangi gejala depresi, kecemasan, dan stres. Art therapy dengan melukis ekspresif dapat membantu penderita psikotik dalam penyembuhan dengan memfasilitasi mereka untuk mengekspresikan perasaan dan emosi melalui seni visual.

Hal tersebut diungkapkan Putu Suasta, Pengamat Seni dan Budaya saat membuka Pameran senirupa bertajuk “Ekspresi Kebahagiaan” digelar di Rumah Berdaya, Jalan Raya Sesetan, Pegok Denpasar. Pameran yang digagas Bali Five#3 itu berlangsung sebulan, 27 September – 27 Oktober 2025.

Pameran rencana semulanya dibuka pecinta seni Anak Agung Gede Putra, Sabtu 27 September 2025 serta dimeriahkan pembacaan puisi oleh Angga Wijaya dan live music Arusaji Band.

“Terpenting dalam pameran lukisan ini adalah menampilkan lukisan-lukisan yang terbaik dari Pelukis yang hebat, dari visinya, visualisasi karya dan temanya,” kata Putu.

Dirinya juga menggugah masyarakat terutama kalangan pengusaha nasional untuk ikut mensukseskan pameran ini.

Perupa Bali Five yang berpameran kali ini yakni Nyoman Loka Suara, Gede Sukana Kariana, Agus Kama Loedin, Ni Wayan Sutariyani, Dian Dewi Reich, dan I Made Subrata. Sedangkan dari Rumah Berdaya tampil I Nyoman Sudiasa, I Komang Sudiarta a.k.a. Loster, Gus Lingga, Saka Rosanta dan LostMan.Pameran lukisan tersebut menampilkan sekitar 20 karya lukisan berbagai corak dan warna.

Penggagas pameran, Nyoman Loka Suara menyampaikan, pameran ini digelar untuk membangun rasa empati kepada sesama, sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri para “warga” Rumah Berdaya Denpasar yang saat ini sedang menjalani terapi skizofrenia. Karena itu dalam pameran ini juga dipamerkan karya kreatif mereka.

“Melalui pameran ini kita berharap mereka lebih produktif mengembangkan talenta dan potensi dirinya, sehingga selalu semangat dan berbahagia menjalani kehidupan,” ujar Loka Suara.

Sementara itu Pegiat Seni dan Budaya, A.A. Gede Putra (Jung) saat membuka pameran menyampaikan, gelar karya senirupa bertajuk “Ekspresi Kebahagiaan” ini, lebih dari sekadar kumpulan karya lukis; ia adalah dialog mendalam antara pencipta dan penikmat, antara batin dan dunia luar, tentang hakikat kebahagiaan itu sendiri.

Kebahagiaan, dalam dimensi filosofisnya, bukanlah sekadar keadaan eksternal atau kenikmatan sesaat. Ia adalah perjalanan, pencarian akan keseimbangan dan kedamaian dalam diri, sebuah cahaya yang menyinari lorong-lorong gelap kehidupan manusia. Melalui karya lukisan ini kita diajak menembus lapisan-lapisan pengalaman manusia, merasakan getar-getar jiwa yang terpancar dari beningnya kebahagiaan sejati.

Rumah Budaya sebagai wadah, dengan misi mulia menyembuhkan skizofrenia melalui seni, menegaskan bahwa kreativitas dan ekspresi artistik adalah jalan sakral menuju penyembuhan. Dalam tiap goresan kuas, bukan hanya warna yang dilukis, tetapi juga harapan, keberanian, dan keteguhan hati yang menuntun manusia menemukan kembali arti dirinya yang hakiki, melewati segala keterbatasan.

A.A. Gede Putra berharap semoga pameran ini menjadi cermin bagi kita semua, mengingatkan bahwa kebahagiaan adalah kekuatan transformatif yang mampu menjembatani luka dan rasa sakit, menghidupkan kembali semangat hidup yang mungkin pernah padam.

“Mari kita hayati karya-karya ini dengan kesadaran penuh, membuka hati dan pikiran untuk menerima pesan universal tentang cinta, harapan, dan kedamaian. Terima kasih atas kehadiran semua pihak yang telah mendukung dan mempercayai perjalanan ini. Semoga acara ini menjadi langkah kecil yang membawa gelombang besar perubahan positif di dalam diri kita dan di dalam masyarakat,” ujar Anak Agung Gede Agung.

Pada kesempatan yang penuh makna ini, kita berkumpul di Rumah Budaya—sebuah ruang di mana jiwa dan seni menyatu dalam harmoni untuk menyembuhkan dan membangun harapan. Pameran yang kita buka bersama hari ini, bertajuk *Ekspresi Kebahagiaan*, lebih dari sekadar kumpulan karya lukis; ia adalah dialog mendalam antara pencipta dan penikmat, antara batin dan dunia luar, tentang hakikat kebahagiaan itu sendiri.

Kebahagiaan, dalam dimensi filosofisnya, bukanlah sekadar keadaan eksternal atau kenikmatan sesaat. Ia adalah perjalanan, pencarian akan keseimbangan dan kedamaian dalam diri, sebuah cahaya yang menyinari lorong-lorong gelap kehidupan manusia. Melalui karya lima pelukis yang kita hormati, kita diajak menembus lapisan-lapisan pengalaman manusia, merasakan getar-getar jiwa yang terpancar dari beningnya kebahagiaan sejati.

Rumah Budaya sebagai wadah, dengan misi mulia menyembuhkan skizofrenia melalui seni, menegaskan bahwa kreativitas dan ekspresi artistik adalah jalan sakral menuju penyembuhan. Dalam tiap goresan kuas, bukan hanya warna yang dilukis, tetapi juga harapan, keberanian, dan keteguhan hati yang menuntun manusia menemukan kembali arti dirinya yang hakiki, melewati segala keterbatasan.

Semoga pameran ini menjadi cermin bagi kita semua, mengingatkan bahwa kebahagiaan adalah kekuatan transformatif yang mampu menjembatani luka dan rasa sakit, menghidupkan kembali semangat hidup yang mungkin pernah padam. Mari kita hayati karya-karya ini dengan kesadaran penuh, membuka hati dan pikiran untuk menerima pesan universal tentang cinta, harapan, dan kedamaian.

Terima kasih atas kehadiran semua pihak yang telah mendukung dan mempercayai perjalanan ini. Semoga acara ini menjadi langkah kecil yang membawa gelombang besar perubahan positif di dalam diri kita dan di dalam masyarakat. “Salam kebahagiaan dan kesembuhan,” pungkas Jung. (hd)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *