Denpasar (Baliwananews.com) – Varian Covid baru Stratus dan Nimbus kini dominan di Inggris dan AS, memicu lonjakan kasus dengan gejala khas sakit tenggorokan tajam. Meski lebih mudah menular, keduanya tidak lebih parah, dan vaksin tetap efektif mencegah gejala berat.
Dua varian baru Covid-19 yang dinamai XFG (Stratus) dan NB.1.8.1 (Nimbus) kini menjadi varian dominan yang beredar di Inggris dan mulai meluas ke Amerika Serikat. Laporan terbaru menunjukkan infeksi hampir dua kali lipat sejak Agustus, dengan kasus meningkat terutama pada anak-anak dan lansia. Para ahli menegaskan, meski penularannya lebih mudah, tidak ada bukti bahwa varian ini menimbulkan penyakit lebih parah dibandingkan varian Covid sebelumnya.
Gejala khas dari varian ini mulai dikenali. Banyak pasien melaporkan sakit tenggorokan tajam seperti teriris pisau cukur dan suara serak. Kondisi ini digambarkan oleh beberapa dokter sebagai “razor blade throat”, istilah yang menggambarkan rasa nyeri seolah tenggorokan penuh pisau cukur. Selain itu, gejala umum Covid lain seperti batuk kering, demam, kelelahan, hidung tersumbat, sakit kepala, hingga kehilangan indera perasa dan penciuman juga masih sering muncul.
Menurut data UK Health Security Agency (UKHSA), Stratus menyumbang sekitar 63% kasus Covid baru di Inggris, sementara Nimbus mencakup 25% kasus. Stratus sering dikaitkan dengan batuk kering, demam, dan kelelahan, sedangkan Nimbus menunjukkan pola mirip flu atau pilek. Di AS, CDC melaporkan kadar Covid dalam air limbah berada pada tingkat sedang, tetapi empat negara bagian mencatat penyebaran di level sangat tinggi.
Peningkatan kasus ini terlihat jelas dalam data resmi. Tingkat positif Covid di Inggris naik dari 7,6% menjadi 8,4% hanya dalam sepekan, sementara angka rawat inap meningkat dari 2,0 menjadi 2,73 per 100.000 penduduk. Laporan dari Royal College of GPs bahkan mencatat bahwa kasus Covid melonjak dua kali lipat dalam empat minggu terakhir, dengan tren tertinggi terjadi pada kelompok usia sangat muda dan lanjut usia.
Untuk merespons kondisi ini, pemerintah Inggris meluncurkan kampanye vaksinasi musim dingin. Program ini mencakup booster Covid-19 untuk kelompok rentan, vaksin flu musiman, serta vaksin RSV. Lansia berusia di atas 75 tahun, penderita imun lemah, penghuni panti jompo, ibu hamil, dan anak-anak masuk dalam daftar prioritas. Bahkan balita kini bisa mendapatkan semprotan flu di apotek komunitas sebagai langkah pencegahan tambahan.
Meski begitu, tes Covid gratis tidak lagi tersedia luas di Inggris. Kit tes mandiri masih bisa dibeli di apotek, sementara vaksinasi Covid pribadi ditawarkan oleh sejumlah apotek dan klinik swasta dengan harga sekitar £99 per dosis. Para ahli mengingatkan bahwa reinfeksi tetap mungkin terjadi, bahkan pada orang yang baru saja pulih atau sudah divaksin, meski biasanya hanya menimbulkan gejala ringan.
UKHSA menegaskan vaksin yang ada saat ini masih efektif melindungi dari gejala berat dan rawat inap akibat Stratus maupun Nimbus. Masyarakat tetap dihimbau untuk tinggal di rumah jika merasa sakit atau demam, menghindari kontak dengan orang rentan, memakai masker saat keluar rumah, serta menjaga kebersihan tangan. Dengan tingkat kekebalan yang sudah terbentuk dari vaksinasi massal dan gelombang infeksi sebelumnya, pejabat kesehatan optimistis Inggris tidak perlu kembali ke kebijakan lockdown kecuali muncul varian yang jauh lebih berbahaya.