Denpasar – baliwananews.com | Budayawan terkemuka Indonesia Goenawan Mohamad seorang penyair, esais, penulis naskah drama, dan pendiri Tempo merespon tulisan pengelana Putu Suasta tentang Universitas Nalanda.
Goenawan Mohamad, Pendiri Majalah Tempo mengatakan pada hari ke-67 di tahun 1193, tidak ada lagi orang di jalan ke arah Rajgrih. Api belum padam di Nalanda.
Diceritakan, seorang Bikshu yang selamat kemudian bercerita, Panglima Tentara yang memasuki Bihar melemparkan 10 suluh dari atas kudanya dan universitas itu musnah, pelan-pelan.
“Pada rak-rak yang lebar, 9.000.000 buku mati satu demi satu,” ujarnya.
Pada malam yang paling panas di tahun 1193, seorang opsir Turki memisahkan diri dari kemah pasukan dan kembali berjalan ke pintu yang tersisa.
Di atas bara dan bangkai-bangkai buku, ia lihat ada yang tak ia pahami. Mungkin iman.
Ada bekas empat patah kata, “Tuhan tak ingin tua,” masih tertera, dan ia coba tahu artinya. Ia bertanya: Adakah yang abadi? Atau hanya adrenalin ini?
Di ujung malam, Ia seperti melihat seorang Rahib menghilang pelan ke dalam pohon sal. Perang ini terlalu mudah, ia ingat seorang Mamluk berkata, tapi kemenangan tidak.
Sebelumnya, Putu Suasta menulis bahwa transformasi Universitas Nalanda sebagai model pendidikan berasrama yang tertua di dunia sebagai simbol warisan akademis India dan pertukaran budaya global yang dinamis.
Kampus baru Universitas Nalanda di negara bagian Bihar diresmikan Perdana Menteri Shri Narendra Modi di Rajgir, Bihar, Rabu (19/6).
Universitas itu dibangun sebagai hasil kolaborasi antara India dan negara-negara KTT Asia Timur (EAS). Beberapa tokoh terkemuka termasuk Kepala Misi 17 negara menghadiri upacara inagurasi tersebut. Perdana Menteri Modi juga menanam pohon sebagai simbolik, pertumbuhan dan transformasi.
Pada peresmian Universitas internasional tersebut, selain India, juga diikuti oleh 17 negara lainnya yakni Australia, Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Kamboja, Tiongkok, Indonesia, Laos, Mauritius, Myanmar, Selandia Baru, Portugal, Singapura, Korea Selatan, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam.
Negara-negara itu telah menandatangani MoU untuk mendukung Universitas. Ada yang menawarkan 137 beasiswa untuk mahasiswa internasional. Hal itu termasuk beasiswa yang disponsori/didanai oleh ASEAN-India Fund, beasiswa BIMSTEC dan Beasiswa Bhutan oleh MEA. Ia menawarkan kursus penelitian Pascasarjana dan Doktoral serta kursus sertifikat jangka pendek
Hadir pula Gubernur Bihar, Shri Rajendra Arlekar, Ketua Menteri Bihar, Shri Nitish Kumar, Menteri Persatuan Urusan Luar Negeri, Dr Subrahmanyam Jaishankar, Menteri Persatuan Negara Urusan Luar Negeri, Shri Pabitra Margherita, Wakil Ketua Menteri Bihar, Shri Vijay Kumar Sinha dan Shri Samrat Choudary, Rektor Universitas Nalanda, Prof. Arvind Panagariya, dan Wakil Rektor Universitas Nalanda, Prof Abhay Kumar Singh hadir pada kesempatan tersebut bersama para pejabat lainnya.
Menurut Suasta seorang Alumni UGM dan Cornell University, menegaskan bahwa Universitas Nalanda sebagai contoh adanya kampus moderen seperti University of Bologna di Italia, University of Oxford di Inggris Raya maupun Cornell University di New York Amerika.
Universitas memiliki hubungan yang mendalam dengan sejarah. Universitas Nalanda yang monumental, didirikan sekitar 1600 tahun yang lalu, dan dianggap sebagai salah satu universitas residensial pertama di muka bumi ini. Reruntuhan Nalanda dinyatakan oleh PBB sebagai Situs Warisan PERADABAN DUNIA pada tahun 2016.
Kampus Nalanda berdiri sejak Dinasti Gupta pada akhir abad ke-5 dan awal abad ke-6 Masehi, dengan didukung oleh Raja Gupta yang bernama Shakraditra. Lembaga itu mampu bertahan selama 600 tahun sampai ke Dinasti Pala dan akhirnya hancur di tahun 1203 oleh invasi Muslim dari Turki. Pada tahun 1204, kepala biara Nalanda yang terakhir, Shakyashribhadra, melarikan diri ke Tibet.
Universitas Nalanda telah menjadi pusat pendidikan Budha terbesar di India pada zamannya. Lebih dari 30.000 biksu-biksuni, termasuk 2.000 guru, tinggal di dalamnya, belajar dan berpraktik di sana.
Universitas Nalanda terkenal ke seluruh penjuru dunia sebagai pusat pendidikan tingkat tinggi yang memiliki murid-murid dari Korea, Jepang, Tiongkok, Tibet, Indonesia, Turki, Yunani, dan Persia.
Meskipun Buddha dharma merupakan pokok pelajaran utama, namun di Nalanda juga mempelajari berbagai mata pelajaran lain, seperti: astronomi, obat-obatan (Ayurveda), tata bahasa, metafisika, logika, filsafat bahasa, filsafat klasik Hindu, dan bahkan termasuk filsafat-filsafat non-India meskipun dipelajari di sana.
Pusat perhatian yang diajarkan termasuk agama, sejarah, hukum, linguistik, obat, kesehatan masyarakat, arsitektur, metalurgi, farmakologi, patung dan astronomi.
Sarjana terkenal yang belajar di Nalanda termasuk Harshavardhana, Vasubandhu, Dharmapal, Suvishnu, Asanga, Dharmakirti, Shantarakshita, Nagarjuna, Aryadeva, Padmasambhava, Xuanzang (pendiri terkenal dari agama Buddha di Tibet) dan Hwui Li. Shilabhadra (Silavadra) adalah guru dari Tiongkok / biarawan Hiuen Tsang selama 645 Masehi. Dia datang dari Comilla, Bangladesh.
Menariknya lagi, hubungan kampus itu dengan Indonesia sejak zaman Kerajaan Sriwijaya.
Suasta menjelaskan, hubungan baik tersebut diwujudkan dengan pertukaran pelajar antara Kerajaan Sriwijaya dengan Universtas Nalanda, yang merupakan pusat pendidikan agama Buddha sejak sekitar abad ke-5 Masehi.
Kemudian, Kerajaan Sriwijaya mulai mengirimkan Pangeran Dharmakirti untuk mempelajari agama Buddha di Nalanda. Setelah selesai kembali untuk mengajar di Sriwijaya.
Sedangkan, Kerajaan Pala (India) mengirimkan Atisa Dipamkara untuk mempelajari Buddhisme di Sriwijaya.
Setelah 12 tahun menetap dan belajar dari Dharmakirti di Sriwijaya, Atisa pulang ke Kerajaan Pala. Ia pun menjadi salah satu guru besar Buddha yang terkemuka.
catatan I-Tsing, seorang biksu Tiongkok, yang menyatakan bahwa pada sekitar abad ke-7 Masehi terdapat perguruan tinggi agama Buddha di Sriwijaya, yang memiliki lebih dari 1.000 orang biksu yang berasal dari berbagai wilayah.
Para biksu tersebut menimba ilmu tentang Buddha, serta mempelajari bahasa Sansekerta di Sriwijaya, sebelum akhirnya mendalami Buddhisme di Nalanda.
Terungkap pula dalam Prasati Nalanda ditemukan pada 1921 di Bihar, Nalanda, India. Dalam Prasasti Nalanda itu dijelaskan mengenai Raja Devapaladeva dari Kerajaan Palla, India.
Diketahui, Raja Devapaladeva mengabulkan permintaan Sri Maharaja dari Swarnadvipa atau Sriwijaya guna membangun biara Buddha di Nalanda.
Prasasti juga menyebutkan lima desa di Calcutta (saat ini Kolkata) India dibebaskan dari pajak guna keperluan misi agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya.
Maka dari itu, kembali kampus itu dapat memperkuat hubungan diplomasi Indonesia dengan India yang memasuki umur 75 tahun.
Apalagi Indonesia akan memiliki Presiden RI 2024 Prabowo Subianto yang melanjutkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo dengan India yang memiliki pemimpin Hindu sebagai Perdana Menteri Modi yang ketiga kalinya.
Komitmen India dalam memperkuat rencananya untuk “Amrit Kaal”, sebuah periode transformasi nasional besar-besaran yang akan mengarah pada “Viksit Bharat” atau India maju pada tahun 2047.
Hal itu diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi pemimpin Indonesia dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Diharapkan kerjasama bidang pendidikan Indonesia dengan India ditingkatkan untuk memajukan perdaban manusia menuju perdamaian.
Kampus di Bali pada khususnya mampu menjalin kerjasama dengan Universitas Nalanda.
Kampus Universitas Nalanda memiliki dua Blok Akademik dengan 40 Ruang Kelas dengan total kapasitas tempat duduk sekitar 1900. Memiliki dua auditorium yang masing-masing berkapasitas 300 kursi, asrama mahasiswa berkapasitas sekitar 550 mahasiswa dan berbagai fasilitas lainnya termasuk International Center, Amfiteater yang dapat menampung hingga 2000 orang, antara lain Klub Fakultas dan Kompleks Olahraga.
Kampus ini adalah Kampus Hijau “Net Zero”. Ini Berkelanjutan dengan pembangkit listrik tenaga surya, instalasi pengolahan air rumah tangga dan air minum, pabrik daur ulang air untuk menggunakan kembali air limbah, 100 hektar badan air, dan banyak fasilitas ramah lingkungan lainnya.
Dalam memajukan Indonesia menuju generasi emas Indonesia 2024, kuncinya pembangunan SDM melalui pendidikan.
Namun Bali baru memikili pendidikan tingkat menengah atas yang berasrama di Buleleng yang merupakan warisan Gubernur Bali 2008-2018 Dr Made Mangku Pastika, yakni SMAN Bali Mandara.
Sedangkan kampus berasrama model Universitas Nalanda belum dimiliki. Hal itu menjadi cita-cita rakyat Bali dalam mewujudkan SDM yang siap bersaing secara global.
Universitas Nalanda sudah terbukti mencetak rohaniawan, akademisi hebat hingga politisi bagi kerajaan-kerajaan yanh jaya pada masanya.
“APBN/APBD untuk pendidikan yang diatur oleh konstitusi sebanyak 20 persen dapat dioptimalkan dengan serius,” ujar Suasta yang sudah beberapa kali berkeliling India bahkan mengunjungi kampus-kampus Hindu besar di tanah Bharatavarsa.
Suasta banyak menimba pengalaman dari peradaban India, bahkan sudah tujuh kali keliling negara tersebut dalam kurun waktu 30 tahun lebih. Bahkan tinggal di tempat-tempat suci bagi umat Hindu yakni Punjab, Varanasi disebut juga Benares, atau Benaras, atau Kashi atau Kasi, adalah kota suci agama Hindu di tepi sungai Gangga yang terletak di negara bagian Uttar Pradesh di India bagian utara.
Varanasi, bagi umat Hindu, adalah seperti Mekkah bagi umat Muslim atau Vatikan bagi umat Katolik. Ketika berada di India, Putu Suasta bergaul dengan para orang suci atau sadhu.
Suasta juga melakukan perjalanan spiritual ke India (Bharat) mengunjungi secara khusus tempat suci Jyotisar, Kurukshetra di negara bagian Haryana, India Utara.
Termasuk mengunjungi Akshardham yang merupakan kompleks kuil Hindu yang luasnya kira-kira 200 hektar di pinggiran metropolitan Delhi, India. Termasuk Sungai Gangga di Haridwar, Rishikesh dan Mathura.
Begitu juga Angkor Wat di Siem Reap Kamboja komplek Candi Hindu yang luasnya 100 km persegi yang di bangun 1000 tahun yang lalu, juga sempat mengunjungi Batu Caves Temple Hindu Malaysia beberapa waktu lalu.
Dalam pidatonya Perdana Menteri Narendra Modi yang dikutip melalui situs narendramodi.id menyatakan kegembiraannya dan berterima kasih atas keberuntungannya mengunjungi Nalanda dalam waktu 10 hari setelah pengambilan sumpah sebagai Perdana Menteri untuk masa jabatan ketiga dan mengatakan bahwa ini merupakan indikasi positif terhadap perjalanan pembangunan India.
“Nalanda bukan sekadar nama, melainkan sebuah identitas, sebuah penghormatan. Nalanda adalah akarnya, itulah mantranya. Nalanda adalah proklamasi kebenaran bahwa pengetahuan tidak dapat dimusnahkan meskipun buku-buku akan terbakar dalam api,” seru Perdana Menteri. Beliau menggaris bawahi bahwa pendirian Universitas Nalanda yang baru akan mengawali masa keemasan India.
Perdana Menteri mengatakan bahwa kebangkitan Nalanda di dekat reruntuhan kunonya akan memperkenalkan kemampuan India kepada dunia karena akan memberitahu dunia bahwa negara-negara dengan nilai-nilai kemanusiaan yang kuat mampu menciptakan dunia yang lebih baik dengan meremajakan sejarah.
Shri Modi menekankan bahwa Nalanda membawa warisan dunia, Asia dan banyak negara dan kebangkitannya tidak terbatas pada kebangkitan aspek India saja. Hal ini terlihat dari kehadiran begitu banyak negara pada peresmian hari ini, tambahnya mengakui kontribusi negara sahabat dalam proyek Nalanda. Ia juga memuji masyarakat Bihar atas tekad mereka untuk mengembalikan kejayaannya yang tercermin dalam Nalanda.
Menunjukkan bahwa Nalanda pernah menjadi pusat budaya dan tradisi India, Perdana Menteri mengatakan bahwa arti Nalanda adalah aliran pengetahuan dan pendidikan yang berkelanjutan dan ini telah menjadi pendekatan dan pemikiran India terhadap pendidikan.
“Pendidikan melampaui batas. Ini menanamkan nilai-nilai dan pemikiran sekaligus membentuknya,”. Perdana Menteri mengatakan, menyoroti bahwa mahasiswa diterima di Universitas Nalanda kuno tanpa memandang identitas dan kebangsaan mereka. Beliau juga menekankan perlunya penguatan tradisi kuno yang sama di Kampus Universitas Nalanda yang baru diresmikan dalam bentuk modern. Perdana Menteri menyatakan kegembiraannya bahwa mahasiswa dari lebih dari 20 negara telah belajar di Universitas Nalanda dan mengatakan bahwa ini adalah contoh sempurna dari “Vasudhaiva Kutumbakam” yang memiliki arti “seluruh dunia adalah satu keluarga”.
Perdana Menteri menyoroti tradisi India yang memperlakukan pendidikan sebagai alat kesejahteraan manusia. Beliau menyinggung tentang Hari Yoga Internasional yang akan datang dan mengatakan bahwa Hari Yoga telah menjadi festival internasional.
Ia mengatakan meskipun mengembangkan begitu banyak jenis Yoga, tidak ada seorang pun di India yang menyatakan monopoli atas Yoga. Demikian pula, India berbagi Ayurveda dengan seluruh dunia, katanya.
PM Modi juga menggarisbawahi pengabdian India terhadap keberlanjutan dan mengatakan bahwa di India, kita telah membawa kemajuan dan lingkungan hidup bersama-sama. Hal ini memungkinkan India untuk memberikan inisiatif seperti Mission LiFE dan International Solar Alliance. Ia mengatakan Kampus Nalanda dengan model rintisan Net Zero Energy, Net Zero Emission, Net Zero Water, dan Net Zero Waste akan mengedepankan semangat keberlanjutan.
Perdana Menteri Modi menekankan bahwa pengembangan pendidikan mengarah pada pendalaman akar ekonomi dan budaya. Hal ini dibuktikan dengan pengalaman global dan pengalaman negara-negara maju. “India yang berupaya mencapai tujuannya menjadi negara maju pada tahun 2047 sedang mentransformasikan sistem pendidikannya,” kata Perdana Menteri.
Lebih lanjut ia menambahkan, “Misi saya adalah agar India menjadi pusat pendidikan dan pengetahuan bagi dunia. Misi saya adalah agar India kembali diakui sebagai pusat pengetahuan paling terkemuka di dunia.” Perdana Menteri mencatat inisiatif seperti Atal Tinkering Labs yang melayani lebih dari satu crore anak-anak, minat terhadap sains yang dihasilkan oleh Chandrayaan dan Gaganyaan, dan Startup India yang menghasilkan 1,30 lakh startup di India sejak beberapa ratus 10 tahun yang lalu. Pengajuan rekor jumlah paten dan makalah penelitian serta dana penelitian 1 lakh crore.
Perdana Menteri menyoroti upaya pemerintah untuk menciptakan sistem keterampilan yang paling komprehensif dan lengkap serta sistem pendidikan tinggi berorientasi penelitian paling maju di dunia. Ia juga menyebutkan peningkatan kinerja universitas-universitas India dalam pemeringkatan global. Menyoroti pencapaian baru-baru ini di bidang pendidikan dan pengembangan keterampilan dalam 10 tahun terakhir, Perdana Menteri menyebutkan peningkatan jumlah institusi pendidikan India dari peringkat 9 menjadi 46 di QS Ranking dan 13 menjadi 100 di Times Higher Education Impact Ranking. Dalam 10 tahun terakhir di India, Perdana Menteri menginformasikan bahwa satu universitas telah didirikan setiap minggu, ITI baru telah didirikan setiap hari, Lab Tinkering Atal telah dibuka setiap hari ketiga, dan dua perguruan tinggi baru telah didirikan setiap hari.
Ia lebih lanjut menambahkan bahwa India saat ini memiliki 23 IIT, jumlah IIM telah meningkat dari 13 menjadi 21 dan jumlah AIIMS telah meningkat hampir tiga kali lipat menjadi 22. “Dalam 10 tahun, jumlah perguruan tinggi kedokteran juga meningkat hampir dua kali lipat,” dia berkata. Menyinggung reformasi di sektor pendidikan, Perdana Menteri menyebutkan Kebijakan Pendidikan Baru dan mengatakan bahwa kebijakan tersebut telah memberikan dimensi baru terhadap impian generasi muda India. Shri Modi juga menyebutkan kolaborasi universitas India dan asing, serta pembukaan kampus baru universitas internasional seperti Deakin dan Wollongong.
“Dengan semua upaya ini, pelajar India mendapatkan institusi pendidikan terbaik di India untuk pendidikan tinggi. Hal ini juga menghemat uang bagi kelas menengah kita,” tambah PM Modi.
Menyinggung pembukaan kampus global dari lembaga-lembaga terkemuka di India baru-baru ini, Perdana Menteri menyatakan harapan yang sama untuk Nalanda.
Perdana Menteri menggarisbawahi bahwa mata dunia tertuju pada pemuda India. “India adalah negara Sang Buddha, dan dunia ingin berjalan bahu-membahu dengan ibu demokrasi,” Perdana Menteri melanjutkan, “Ketika India mengatakan Satu Bumi, Satu Keluarga, dan Satu Masa Depan, dunia mendukungnya. dia. Ketika India mengatakan Satu Matahari, Satu Dunia, Satu Jaringan Listrik, hal itu dianggap sebagai jalan masa depan bagi dunia. Ketika India menyatakan Satu Bumi Satu Kesehatan, dunia menghormati dan menerima pandangan mereka. “Tanah Nalanda dapat memberikan dimensi baru pada rasa persaudaraan universal ini. Oleh karena itu, tanggung jawab siswa Nalanda semakin besar,” kata PM Modi.
Menyebut para pelajar dan cendekiawan Nalanda sebagai masa depan India, Perdana Menteri menggarisbawahi pentingnya 25 tahun ke depan Amrit Kaal dan menyerukan kepada mereka untuk membawa “Jalan Nalanda” dan nilai-nilai Nalanda bersama mereka. Beliau meminta mereka untuk Bersikap Ingin Tahu, Berani, dan di Atas Segalanya, Bersikap Baik sesuai dengan logo mereka dan meminta mereka untuk bekerja demi perubahan positif di masyarakat global .(hd)