Malaysia Bersiap Menutup Sekolah, Imbas Kebakaran Lahan Hutan RI

banner 468x60

Bali (Baliwananews.com) – Malaysia tengah bersiap untuk menutup sekolah-sekolah gara-gara kabut asap imbas kebakaran hutan dari lahan di Indonesia. Indeks polusi udara (API) di sejumlah wilayah Malaysia dilaporkan memburuk dan pihak berwenang akan menghentikan seluruh aktivitas sekolah di luar ruangan jika API mencapai 100. Kemudian jika API mencapai 200, Malaysia akan menutup sekolah dan taman kanak-kanak serta menciptakan hujan buatan.

Malaysia tengah bersiap untuk menutup sekolah akibat kabut asap imbas dari kebakaran hutan yang ada di lahan Indonesia. Kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan Indonesia tersebut menyebabkan indeks polusi udara (API) di sejumlah wilayah Malaysia dilaporkan memburuk.

Jika dibiarkan begitu saja, kabut asap ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat sekitarnya khususnya gangguan pada pernapasan. Untuk mengatasi masalah ini perlu adanya beberapa tindakan dari pemerintah dalam menuntaskan kondisi sirkulasi udara saat ini. Direktur Jenderal Departemen Lingkungan Malaysia, Wan Abdul Latiff Wan Jaffa, mengungkapkan untuk menjernihkan udara perlu hujan alami atau tindakan lain seperti membuat hujan buatan. Namun, aksi tersebut akan dijalankan oleh pemerintah Malaysia saat mulai indeks polusi udara (API) sudah mencapai 150 selama lebih dari 24 jam.

Kemudian lebih lanjut, Abdul Latiff mengatakan pihak berwenang akan menghentikan seluruh aktivitas sekolah di luar ruangan jika API mencapai 100. Selanjutnya jika API mencapai 200, Malaysia akan menutup sekolah dan taman kanak-kanak serta menciptakan hujan buatan. Berdasarkan situs API Malaysia, indeks polusi udara di sejumlah wilayah Negeri Jiran itu tercatat 60 hingga 90 pada Senin pukul 16.00 hingga Selasa pukul 15.00 waktu setempat. API tercatat mencapai 150 di wilayah Cheras, Kuala Lumpur dua hari terakhir ini.

Belakangan ini, Malaysia mencatat 11 wilayah mengalami API yang tidak sehat. Departemen Lingkungan juga mendeteksi ada nyaris 250 titik panas yang mengindikasikan kebakaran di Sumatera dan Kalimantan. Menanggapi polusi udara yang kian memburuk, lembaga masyarakat yang fokus di isu lingkungan Greenpeace meminta negara di kawasan memperkenalkan undang-undang untuk menghentikan industri perkebunan yang menyebabkan polusi udara. Baik dari pemerintah dan juga masyarakat pun ingin agar permasalahan kabut asap akibat kebakaran hutan ini tidak berdampak terlalu jauh bagi kesehatan ataupun aktivitas masyarakat sekitarnya. (hd)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *