Denpasar (Baliwananews.com) – Samsung, raksasa teknologi Korea Selatan, merasakan dampak lesunya permintaan global dengan catatan penurunan kinerja keuangan selama enam kuartal. Pendapatan operasional merosot 35%, mencapai 2,8 triliun won, jauh dari proyeksi analis. Meskipun rival Micron optimis, Samsung bersiap untuk menghadapi tantangan dengan merilis laporan keuangan bulan ini.
Samsung Electronics Co., perusahaan elektronik terkemuka asal Korea Selatan, menghadapi tantangan serius dengan melaporkan penurunan kinerja keuangan dalam enam kuartal berturut-turut. Penurunan ini dipicu oleh permintaan global perangkat elektronik yang lesu. Pada Selasa (9/1/2024), laporan keuangan mengungkapkan penurunan pendapatan operasional sebesar 35%, mencapai 2,8 triliun won, jauh di bawah proyeksi analis sebesar 3,7 triliun won. Total pendapatan kotor juga mencatat angka 67 triliun won, lebih rendah dari proyeksi 70,31 triliun won.
Menurunnya permintaan untuk smartphone dan memory chips, yang menjadi pilar utama industri elektronik, menjadi penyebab utama penurunan ini, seiring ketidakpastian ekonomi global. Pada Desember 2023, rival utama Samsung, Micron Technology Inc., merilis outlook pendapatan yang optimis, menyoroti pergeseran pasar menuju pembangunan pusat data sebagai pengganti pasar komputasi dan perangkat seluler yang kurang stabil.
Meskipun Samsung memprediksi kebangkitan pasar memory chip senilai US$160 miliar berkat perkembangan AI, tantangan di industri ini tetap kuat. Kenaikan harga chip, yang diantisipasi pada akhir tahun lalu, diharapkan memberikan sedikit kelegaan. Samsung berencana merilis laporan keuangan lengkap pada bulan ini, memberikan gambaran rinci dari kinerja masing-masing divisi.
Untuk bersaing dengan SK Hynix Inc. di industri memory chip, Samsung akan mengandalkan inovasi, termasuk peluncuran perangkat baru dan perangkat lipat. Di tengah ketidakpastian, perusahaan berusaha mempercepat pertumbuhan pada tahun 2024. Saat ini, fokus Samsung adalah meluncurkan produk terbaru di pasar Amerika Serikat, sambil mengatasi kekhawatiran investor terkait daya saing dengan produk terbaru Apple Inc., iPhone 15. (hd)
