Indonesia Batal Impor Beras dari India

banner 468x60

Bali (baliwananews.com) – Pemerintah Indonesia memastikan rencana impor beras dari India akan batal. Sebagai gantinya, Bulog akan mengimpor beras dari dua negara Asean lainnya, yaitu Thailand dan Vietnam guna mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan rencana impor beras dari India akan batal. Sebelumnya, pemerintah Indonesia berencana untuk mengimpor beras dari India sebanyak 1 juta ton demi mengantisipasi keterbatasan stok di dalam negeri. Namun, rencana itu batal karena India tengah mengetatkan kebijakan ekspor.

India saat ini membatasi ekspor berasnya. Padahal, negara itu memiliki stok beras lebih dari cukup, yakni sebanyak 7 juta ton dengan kebutuhan dalam negerinya hanya 4 juta ton. Namun, India lebih memilih membatasi ekspor demi mengantisipasi dampak buruk dari kemarau dan El Nino yang bisa berdampak pada penurunan produksi. Selain itu, tingkat inflasi yang tinggi hampir 8% dan suasana menjelang pemilu juga menjadi pemicu pembatasan ekspor ini.

“India lagi melarang ekspor berasnya. (Tapi stok) kita aman, Insya Allah,” ucap Zulkifli Hasan di Gedung DPR, Senin (4/9/) dikutip dari CNBC.

Saat ini Indonesia memiliki stok beras sebanyak 1,6 juta ton. Tetapi, pemerintah menargetkan cadangan beras di dalam negeri berada di angka 2 juta ton untuk mengamankan persediaan. Oleh karena itu, pemerintah membuka keran impor sebanyak 400 ribu ton dengan menugaskan perum Bulog untuk mengimpor dari dua negara Asean lainnya, yaitu Thailand dan Vietnam.

Indonesia kan negara agraris, kenapa harus impor beras?

Pengoptimalan penyerapan hasil produksi dalam negeri memang sudah dilakukan. Namun, pemerintah harus tetap melakukan impor beras untuk memenuhi stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam negeri. Apalagi, di Indonesia terdapat program bantuan sosial beras untuk masyarakat berpendapatan rendah. Di samping itu, tingkat surplus beras di Indonesia juga terus mengalami penurunan. Di tahun 2022, surplus beras hanya 1,3 juta ton, turun dari tahun 2021 yang mencapai 1,4 juta ton. Penurunan tingkat surplus diprediksi mungkin akan terjadi kembali di tahun ini jika merunut pada perkiraan Badan Pusat Statistik. (HW/liputan6)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *