Denpasar (Baliwananews.com) – Federasi Savate Indonesia (FSI) Provinsi Bali semakin memantapkan langkah pembinaan olahraga berjenjang dengan menggelar Rapat Terbuka Pengurus di Hotel Ananda Inn Sanur, Minggu, 30 November 2025.
Kegiatan ini menegaskan komitmen FSI Bali dalam memperkuat struktur organisasi sekaligus menyelaraskan program kerja dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Kehadiran lengkap jajaran pengurus Provinsi dan Kabupaten/Kota menjadi bukti keseriusan FSI Bali dalam mempersiapkan pembinaan atlet yang terarah, profesional dan sesuai jalur resmi KONI.
Fokus Pembinaan Berjenjang Lewat Jalur Resmi KONI
Rapat membahas sejumlah agenda strategis yang berkaitan langsung dengan penguatan tata kelola pembinaan atlet Savate di Bali, antara lain:
1. Penguatan Kerja Sama dengan KONI
FSI Bali merancang surat undangan resmi kepada pejabat KONI kabupaten/kota. Langkah ini dinilai penting untuk memastikan dukungan penuh dalam penyelenggaraan Musyawarah Kabupaten/Kota (Muskab/kota) dan sinkronisasi program pembinaan.
2. Target Prestasi Berjenjang
FSI Bali menetapkan desain pembinaan atlet mulai dari Porjar, Porprov, Pra PON, hingga PON Beladiri. Selain agenda resmi KONI, FSI juga tetap menggelar Open Fight Savate pada 28 Desember 2025 sebagai arena pemantapan kemampuan atlet.
3. Peningkatan Kualitas SDM
Rapat juga membahas persiapan Coaching Clinic Wasit dan Juri yang akan digelar pada 14 Desember 2025. Peningkatan kualitas perangkat pertandingan menjadi kunci profesionalisme Savate Bali dalam menghadapi event besar.
Visi Besar: Medali PON dan Tuan Rumah Kejuaraan 2026
FSI Bali menegaskan optimisme untuk menembus panggung PON Beladiri dan meraih medali melalui pembinaan terstruktur serta dukungan KONI.
Lebih jauh, FSI Bali mencanangkan ambisi besar: menjadikan Bali tuan rumah Kejuaraan Savate tingkat Nasional atau Internasional pada tahun 2026. Langkah ini diharapkan mendorong motivasi atlet sekaligus memperluas eksposur olahraga Savate di Pulau Dewata.
“Kami yakin, dengan sinergi yang kuat antara FSI dan KONI, serta komitmen seluruh pengurus, kita tidak hanya akan mencetak atlet juara di Porprov dan PON, tetapi juga mewujudkan cita-cita menjadikan Bali tuan rumah event Savate bergengsi di tahun 2026,” kata Ketua Umum FSI Bali, Rolly Polandos, SH.
Rapat kemudian ditutup dengan sesi wawancara media bersama Ketua Umum dan Sekretaris Umum FSI Bali, dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
Olahraga Savate adalah seni bela diri yang berasal dari Perancis, juga dikenal sebagai Boxe Française atau French Kickboxing. Savate menggabungkan teknik tinju Barat dengan berbagai macam teknik tendangan.
Ciri khasnya adalah penggunaan sepatu selama latihan dan bertarung, dan tekniknya hanya menggunakan tendangan kaki dan pukulan tangan, tanpa menggunakan lutut atau siku.Savate berkembang pada abad ke-19 di Prancis, berasal dari pertarungan jalanan di Paris dan teknik tendangan dari pelabuhan Marseille.
Olahraga ini memiliki tiga level kompetisi yaitu Assault (fokus pada teknik dengan serangan ringan), Pre-Combat (serangan penuh dengan pelindung kepala dan badan), serta Combat (serangan penuh tanpa pelindung kecuali pelindung kemaluan dan gigi). Sistem tingkatan dalam savate ditandai dengan warna sarung tangan.Teknik tendangan dalam savate beragam, seperti fouette (tendangan sorong/memutar), chasse (tendangan samping atau depan), chasse bas (tendangan ke paha/kaki), chasse italien (tendangan ke kemaluan), dan revers (tendangan ke belakang). Savate termasuk jenis kickboxing, namun berbeda dari kickboxing Jepang dan Amerika yang berkembang belakangan.
Saat ini Savate dikenal dan dipraktikkan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dengan komunitas yang mulai berkembang di beberapa daerah seperti Surabaya dan Sumatera Selatan.
Ketua Bidang Sarana dan Prasarana di Federasi Savate Indonesia Provinsi Bali, Anggela. “Rapat hari ini di selenggarakan di Ananda’s Sanur by ABM (Anggela Bali Management), Salah satu hotel yang di kelola oleh Anggela Bali Management www.anggelabali.com.” (hd)
