Budayawan Putu Suasta : Hari Waisak momen Pererat Tali Persaudaraan Lintas Keyakinan

banner 468x60

Denpasar – baliwanews.com | Perayaan Waisak pada Senin, 12 Mei 2025 atau 2569 BE di Indonesia kembali kedatangan biksu mengikuti Thudong dari Thailand.

Pemimpin Masyarakat Buddha Kementerian Agama (Kemenag) RI telah merilis tema, yaitu dengan tema “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Wujudkan Perdamaian Dunia”.

Ribuan biksu dari berbagai negara dalam rangka Thudong 2025 dimulai dari Thailand hingga berakhir di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, masyarakat bersukacita menyambut rombongan bhiksu yang melaksanakan perjalanan Thudong dari Thailand menuju Candi Borobudur. 

Dilansir dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Buddha Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), sebanyak 38 biksu telah memulai perjalanan thudong sejauh 2.500 km dari Thailand sejak Kamis 6 Februari 2025.

Mereka semua tiba di Indonesia pada Rabu (16/4/2025). Mereka menempuh perjalanan spiritual menuju Candi Borobudur dengan melintasi empat negara, yaitu Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

Para biksu tiba di Kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu (16/4/25). Kegiatan di Batam berlangsung selama dua hari, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.

Sebelumnya juga sebanyak 32 biksu asal Thailand yang telah berjalan kaki menuju Candi Borobudur di Jawa Tengah sejauh 3000 kilo meter pada tahun 2023.

Perjalanan itu dilakukan dalam rangka menjalankan ritual Thudong yaitu ritual para Bhante yang dilakukan dengan cara berjalan kaki ribuan kilometer. 

Perjalanan mereka sudah melewati Malaysia, Singapura, kemudian pada 8 Mei 2023 tiba di Batam. 

Ritual Thudong pada zaman dahulu adalah tradisi berjalan kaki di mana pada zaman sang Buddha waktu belum ada vihara.

Praktik tersebut telah berlangsung sejak lama. Jejaknya bahkan bisa ditelusuri sejak abad ke-6 hingga ke-4 SM, di India. 

Sang Buddha sendiri yang mencontohkan ritual ini dengan bertapa dan mengembara. Para pengikut Buddha kemudian mengembangkan tradisi sebagai titik terdalam dari proses meditasi.

Tradisi pindapata merupakan keseharian para biksu. Dalam ritual ini para biksu berkeliling membawa mangkok atau bejana untuk menerima sedekah dari umat.

Pindapata ini tradisi India Kuno, sejak zaman Sang Buddha Gautama. Dimaksudkan sebagai derma dan ritual keagamaan. Momen ini pun menjadi salah satu kesempatan untuk langsung berbagi dengan para biksu.

Oleh karena para para biksu sudah meninggalkan rumah sehingga tidak ada keluarga dan berharap menerima dana makanan dari umat. Tradisi pindapata ini  memberi kesempatan kepada umat, baik umat Buddha maupun masyarakat umum untuk berbuat kebaikan.

Budayawan Putu Suasta yang merupakan Alumnus UGM dan Cornell University ikut menyambut acara Hari Raya Waisak dengan kedatanagan 38 biksu asal Thailand.

Hal itu dapat menjadi model kultural perjuangan perjalanan spiritual bagi Umat Buddha di Indonesia. Momentum perayaan Hari Raya Waisak dapat mendukung moderasi beragama di tanah air. 

Apalagi acara itu masih dalam suasana peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2025, Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2025 dan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2025 yang serentak dirayakan seluruh Indonesia. 

Menurutnya, sebagai salah satu agama tertua di dunia, agama Buddha tentu telah berperan besar dalam pembangunan peradaban manusia. 

Agama Buddha telah lahir pada abad ke-5 SM di wilayah India dan hingga sekarang masih berpengaruh di sebagian wilayah di dunia.

Lahirnya agama Buddha merupakan reaksi alami dari situasi beberapa golongan atas ajaran kaum brahmana. Agama Budha ini diinisiasi dan dipimpin oleh Sidharta Gautama (563-486 SM) yang merupakan anak dari Raja Suddidhana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu, India.

Bagi Indonesia sendiri, kehadiran agama ini merupakan anugerah yang memperkaya khazanah budaya, keberagaman dan nilai-nilai kearifan universal.  

Candi-candi peninggalan kerajaan-kerajaan bercorak Buddha kini termasuk warisan sejarah kebanggan Indonesia; menjadi ikon pariwisata religi-budaya yang terkenal hingga manca negara. 

Tapi lebih dari itu, umat Buddha di Indonesia sekalipun termasuk kelompok paling minoritas, memiliki andil besar dalam pembangunan kemanusiaan , perdamaian kultural dan spiritual terutama dalam bentuk kepedulian-kepedulian dalam perjuangan sosial.

Uluran tangan umat Buddha baik pribadi maupun kelompok (yayasan) hadir hampir dalam setiap keadaan sulit yang terjadi di negeri ini. 

Itu niscaya merupakan bentuk perwujudan dari ajaran Buddha Dhamma yang menekankan pentingnya berbuat kebajikan (kebaikan) sebagai jalan untuk mencapai Nibbana (akhir dari semua derita).

“Dari studi sosiologi agama dan keterangan dari situs resmi Walubi (perhimpunan umat Budhha Indonesia) kita tahu Buddha Dhamma tidak begitu menekankan pelaksanaan ritual bersama sebagaimana layaknya Hindu, Islam, Kristen dan Katolik,” ujar Putu Suasta kepada Atnews di Denpasar, Minggu (11/5).

Putu Suaata juga pernah menjadi relawan dengan melakukan pelayanan kepada bhiksu, Bhante dan orang suci umat Buddha di Luang Prabang Laos. Termasuk melakukan perjalanan kultural-spiritual ke China, Kamboja,dan Vietnam.

Buddha mengajarkan pengendalian pikiran, penyucian batin dan berbuat kebajikan untuk mengembangkan kasih sayang kepada semua mahluk. Karena itu dalam praktek sehari-hari umat agama ini sangat akrab dengan kehidupan sosial. Itu setidaknya dirasakan penulis sendiri dalam pengalaman bergaul dengan sudara-saudara beragama Buddha.

Karena itu, humanisme Buddha merupakan sebuah anugerah bagi negeri ini memiliki masyarakat pemeluk Buddha Dhamma dan semua sudah sepantasnya turut bersuka cita dalam perayaan Waisak hari ini karena di hari besar ini saudara-saudara kita yang beragama Buddha lebih takjim menyucikan batin agar dapat terus memancarkan kebaikan bersama cahaya Waisak. 

Waisak merupakan hari suci yang termasuk menjadi momen mempererat tali persaudaraan lintas keyakinan dan memperkuat ikatan kita dalam kebaikan sebagai sebuah bangsa yang majemuk dan berbagai Pancasila.  

Kemeriahan penyambutan hari raya Waisak telah saksikan di media dan mungkin di lingkungan kita sendiri. 

Saudara-saudara kita beragama Buddha tentu telah memusatkan hati dan pikiran dalam doa-doa untuk Tri Hari Suci Waisak. Semoga berkat doa-doa mereka kita menyongsong kehidupan yang lebih baik dalam berbangsa dan bernegara. Selamat merayakan Tri Suci Waisak bagi saudara-saudara beragama Buddha. Pancarkanlah terus Pesan kebaikan bersama cahaya Waisak. 

Diharapkan pula Hari Waisak tersebut sebagai momentum memperkuat hubungan Indonesia dengan Thailand dan India.

Oleh karena, sejarah Indonesia atau Nusantara memiliki peran besar terhadap kemajuan agama Buddha.

Apalagi Kampus baru Universitas Nalanda di negara bagian Bihar diresmikan Perdana Menteri Shri Narendra Modi di Rajgir, Bihar, Rabu (19/6/2024).

Universitas itu dibangun sebagai hasil kolaborasi antara India dan negara-negara KTT Asia Timur (EAS). Beberapa tokoh terkemuka termasuk Kepala Misi 17 negara menghadiri upacara inagurasi tersebut. Perdana Menteri Modi juga menanam pohon sebagai simbolik, pertumbuhan dan transformasi. 
            
Menariknya lagi, hubungan kampus itu dengan Indonesia sejak zaman Kerjaan Sriwijaya. 

Suasta menjelaskan, hubungan baik tersebut diwujudkan dengan pertukaran pelajar antara Kerajaan Sriwijaya dengan Universtas Nalanda, yang merupakan pusat pendidikan agama Buddha sejak sekitar abad ke-5 Masehi.

Kemudian, Kerajaan Sriwijaya mulai mengirimkan Pangeran Dharmakirti untuk mempelajari agama Buddha di Nalanda. Setelah selesai kembali untuk mengajar di Sriwijaya.

Sedangkan, Kerajaan Pala (India) mengirimkan Atisa Dipamkara untuk mempelajari Buddhisme di Sriwijaya.

Setelah 12 tahun menetap dan belajar dari Dharmakirti di Sriwijaya, Atisa pulang ke Kerajaan Pala. Ia pun menjadi salah satu guru besar Buddha yang terkemuka. 

Catatan I-Tsing, seorang biksu Tiongkok, yang menyatakan bahwa pada sekitar abad ke-7 Masehi terdapat perguruan tinggi agama Buddha di Sriwijaya, yang memiliki lebih dari 1.000 orang biksu yang berasal dari berbagai wilayah.

Para biksu tersebut menimba ilmu tentang Buddha, serta mempelajari bahasa Sansekerta di Sriwijaya, sebelum akhirnya mendalami Buddhisme di Nalanda. 

Terungkap pula dalam Prasati Nalanda ditemukan pada 1921 di Bihar, Nalanda, India. Dalam Prasasti Nalanda itu dijelaskan mengenai Raja Devapaladeva dari Kerajaan Palla, India. 

Diketahui, Raja Devapaladeva mengabulkan permintaan Sri Maharaja dari Swarnadvipa atau Sriwijaya guna membangun biara Buddha di Nalanda.

Prasasti juga menyebutkan lima desa di Calcutta (saat ini Kolkata) India dibebaskan dari pajak guna keperluan misi agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya.

Maka dari itu, kembali kampus itu dapat memperkuat hubungan diplomasi Indonesia dengan India yang memasuki umur 75 tahun.

Selain itu, Perdana Menteri India Narendra Modi menunjukkan bahwa Stupa Borobudur di Indonesia mencerminkan ajaran Dewa Buddha yang sama seperti yang terlihat di Sarnath dan Bodh Gaya di India. 

Ia menyoroti keputusan bersama untuk melestarikan Candi Prambanan dan komitmen bersama terhadap Candi Buddha Borobudur. 

Hal itu disampaikan ketika PM Narendra Modi memberikan apresiasi peresmian Maha Kumbabhishegam Shri Sanathana Dharma Aalayam (SSDA) atau Murugan Temple di Jakarta, Minggu (2/2/2025).

“Saya sangat senang bahwa, setelah Candi Borobudur yang bercorak Buddha, India kini juga akan berkontribusi terhadap upaya pelestarian Candi Prambanan yang bercorak Hindu,” ungkap Modi ketika Presiden RI Prabowo Subianto, melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, pada Sabtu, 25 Januari 2025. 

Pertemuan yang berlangsung di Hyderabad House, New Delhi, tersebut merupakan bagian dari kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo untuk mempererat kerja sama strategis antara Indonesia dan India.

Selain itu, PM Modi didampingi Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, hari ini mengunjungi Wat Phra Chetuphon Wimon Mangkhalaram Rajwaramahawihan, yang populer sebagai Wat Pho pada tanggal 4 April 2025.

Perdana Menteri memberikan penghormatan kepada Buddha Berbaring dan mempersembahkan “Sanghadana” kepada para biksu Buddha senior. 

Perdana Menteri juga memberikan replika Istana Singa Ashokan kepada kuil Buddha Berbaring. 

Pada kesempatan itu, ia mengenang hubungan peradaban yang kuat dan dinamis yang terjalin antara kedua negara India dan Thailand.

“Saya berterima kasih kepada Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra karena telah memberikan saya salinan Tipitaka dalam bahasa Pali. Bahasa Pali memang bahasa yang indah, yang mengandung inti ajaran Sang Buddha. Seperti yang Anda semua ketahui, Pemerintah kami telah menganugerahkan status Bahasa Klasik kepada Bahasa Pali tahun lalu. Orang-orang dari seluruh dunia menghargai keputusan ini dan juga mendorong penelitian serta studi tentang bahasa ini,” ujar Modi.

Begitu juga, PM Modi menyampaikan sambutannya, selama program SAMVAD yang diselenggarakan di Thailand, melalui pesan video pada 14 Februari 2025.

Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa hormatnya karena dapat bergabung dalam edisi SAMVAD di Thailand, dan memuji lembaga dan individu terkemuka dari India, Jepang, dan Thailand yang telah menyelenggarakan acara tersebut. Ia menyampaikan salam kepada semua peserta.

Perdana Menteri menggunakan kesempatan tersebut untuk mengenang sahabatnya, Bapak Shinzo Abe, dengan menekankan bahwa gagasan SAMVAD muncul dari percakapan mereka pada tahun 2015. Sejak saat itu, SAMVAD telah merambah berbagai negara, mendorong perdebatan, dialog, dan pemahaman yang lebih mendalam.

Menyoroti kegembiraannya bahwa edisi SAMVAD kali ini berlangsung di Thailand, sebuah negara dengan kekayaan budaya, sejarah, dan warisan, Shri Modi menekankan bahwa Thailand berdiri sebagai contoh indah dari tradisi filosofis dan spiritual bersama di Asia.

Menggarisbawahi ikatan budaya mendalam yang dimiliki oleh India dan Thailand, yang telah berlangsung selama lebih dari dua ribu tahun, Perdana Menteri menyatakan bahwa Ramayana dan Ramakien menghubungkan kedua negara dan penghormatan bersama mereka terhadap Bhagwan Buddha menyatukan mereka. 

Ia mencatat bahwa ketika India mengirimkan relik suci Bhagwan Buddha ke Thailand tahun lalu, jutaan umat memberikan penghormatan. Shri Modi menekankan kemitraan yang dinamis di berbagai sektor antara India dan Thailand, dengan menyebutkan bahwa kebijakan ‘Bertindak ke Timur’ India dan kebijakan ‘Bertindak ke Barat’ Thailand saling melengkapi, yang mendorong kemajuan dan kemakmuran bersama. Ia menyatakan bahwa konferensi ini menandai babak sukses lainnya dalam persahabatan antara kedua negara. 

Menyoroti tema SAMVAD, yang berbicara tentang Abad Asia, Shri Modi mencatat bahwa meskipun orang sering merujuk pada kebangkitan ekonomi Asia, konferensi ini menyoroti bahwa Abad Asia bukan hanya tentang nilai ekonomi tetapi juga tentang nilai-nilai sosial. Ia menekankan bahwa ajaran Bhagwan Buddha dapat membimbing dunia dalam menciptakan era yang damai dan progresif, dan kebijaksanaannya memiliki kekuatan untuk memimpin menuju masa depan yang berpusat pada manusia.

Berbicara tentang salah satu tema inti SAMVAD—penghindaran konflik, Perdana Menteri menyatakan bahwa konflik sering kali muncul dari keyakinan bahwa hanya satu jalan yang benar sementara yang lain salah. Ia mengutip wawasan Bhagwan Buddha tentang masalah ini, dengan mencatat bahwa beberapa orang berpegang teguh pada pandangan mereka sendiri dan berdebat, hanya melihat satu sisi sebagai kebenaran. Ia menekankan bahwa berbagai perspektif dapat muncul pada masalah yang sama. Ia merujuk pada Rig Veda, dengan menyatakan bahwa ketika kita mengakui bahwa kebenaran dapat dilihat melalui lensa yang berbeda, kita dapat menghindari konflik.

Shri Modi menyoroti penyebab konflik lainnya—melihat orang lain secara fundamental berbeda dari diri kita. Ia menyatakan bahwa perbedaan menyebabkan jarak, dan jarak dapat berubah menjadi perselisihan. Untuk mengatasi hal ini, ia mengutip sebuah syair dari Dhammapada, yang menyatakan bahwa setiap orang takut akan rasa sakit dan kematian. 

Ia menekankan bahwa dengan mengakui orang lain sebagai sesuatu yang mirip dengan dirinya, pihaknya dapat memastikan bahwa tidak ada bahaya atau kekerasan yang terjadi. Ia menambahkan bahwa jika kata-kata ini diikuti, konflik dapat dihindari.

“Banyak masalah dunia bermula dari pengambilan posisi ekstrem alih-alih pendekatan yang seimbang,” kata Shri Modi. Ia menyoroti bahwa pandangan ekstrem menyebabkan konflik, krisis lingkungan, dan bahkan masalah kesehatan yang berhubungan dengan stres. Ia menekankan bahwa solusi untuk tantangan ini terletak pada ajaran Bhagwan Buddha, yang mendesak kita untuk mengikuti Jalan Tengah dan menghindari hal-hal ekstrem. 

Prinsip moderasi, katanya, tetap relevan saat ini dan menawarkan panduan dalam menghadapi tantangan global.

Perdana Menteri mengamati bahwa konflik saat ini meluas melampaui manusia dan negara, dengan manusia yang semakin berkonflik dengan alam. Ia menyatakan bahwa hal ini telah menyebabkan krisis lingkungan yang mengancam planet kita. Ia menekankan bahwa jawaban untuk tantangan ini terletak pada tradisi bersama Asia, yang berakar pada prinsip-prinsip Dhamma. 

Ia menyebutkan bahwa Hinduisme, Buddha, Shintoisme, dan tradisi Asia lainnya mengajarkan kita untuk hidup dalam harmoni dengan alam. Ia menyatakan bahwa kita tidak melihat diri kita terpisah dari alam tetapi sebagai bagian darinya. Shri Modi menyoroti konsep perwalian, seperti yang dianjurkan oleh Mahatma Gandhi, dan menekankan bahwa ketika menggunakan sumber daya alam untuk kemajuan saat ini, kita juga harus mempertimbangkan tanggung jawab kita kepada generasi mendatang. Ia menyatakan bahwa pendekatan ini memastikan bahwa sumber daya digunakan untuk pertumbuhan, bukan keserakahan.

Shri Modi mengatakan bahwa ia berasal dari Vadnagar, sebuah kota kecil di India bagian barat yang dulunya merupakan pusat pembelajaran agama Buddha. Di Parlemen India, ia mewakili Varanasi, yang meliputi Sarnath, tempat suci tempat Bhagwan Buddha menyampaikan khotbah pertamanya. Ia mencatat bahwa merupakan suatu kebetulan yang indah bahwa tempat-tempat yang terkait dengan Bhagwan Buddha telah membentuk perjalanannya. 
“Penghormatan kami kepada Bhagwan Buddha tercermin dalam kebijakan Pemerintah India”, kata Perdana Menteri. 

Ia menyebutkan bahwa mereka telah mengembangkan infrastruktur pariwisata untuk menghubungkan situs-situs penting Buddha sebagai bagian dari Sirkuit Buddha. Ia menyatakan bahwa kereta khusus ‘Buddha Purnima Express’ telah diluncurkan untuk memfasilitasi perjalanan dalam sirkuit ini. Ia menekankan bahwa peresmian Bandara Internasional Kushinagar merupakan langkah bersejarah yang menguntungkan para peziarah Buddha internasional. Ia juga mengumumkan berbagai inisiatif pembangunan bagi Bodh Gaya untuk meningkatkan infrastrukturnya dan dengan hangat mengundang para peziarah, cendekiawan, dan biksu dari seluruh dunia untuk mengunjungi India, tanah Bhagwan Buddha.

Mengomentari bahwa Nalanda Mahavihara adalah salah satu universitas terhebat dalam sejarah, yang hancur berabad-abad lalu oleh kekuatan konflik, Perdana Menteri menekankan bahwa India telah menunjukkan ketahanan dengan menghidupkannya kembali sebagai pusat pembelajaran dan menyatakan keyakinannya bahwa Universitas Nalanda akan mendapatkan kembali kejayaannya dengan restu dari Bhagwan Buddha. 

Ia menyoroti langkah signifikan yang diambil untuk mempromosikan Pali, bahasa yang digunakan Bhagwan Buddha untuk menyampaikan ajarannya, dengan mendeklarasikannya sebagai bahasa klasik untuk memastikan pelestarian literaturnya. Ia juga menyebutkan peluncuran misi Gyan Bharatam untuk mengidentifikasi dan membuat katalog naskah kuno, mendorong dokumentasi dan digitalisasi untuk kepentingan para cendekiawan agama Buddha.

Shri Modi menyoroti kolaborasi dengan banyak negara selama dekade terakhir untuk mempromosikan ajaran Bhagwan Buddha. Ia mencatat bahwa KTT Buddha Asia Pertama baru-baru ini diadakan di India dengan tema ‘Peran Buddha Dhamma dalam Memperkuat Asia,’ dan sebelumnya, India menjadi tuan rumah KTT Buddha Global Pertama. 

Ia menyebutkan kehormatan meletakkan batu fondasi untuk Pusat Internasional India untuk Budaya & Warisan Buddha di Lumbini, Nepal, dan kontribusi India untuk pembangunan Museum Lumbini. Selain itu, ia menunjukkan pencetakan ulang dan distribusi ‘Perintah Ringkas’ dari Lord Buddha, Mongolian Kanjur sebanyak 108 volume, ke biara-biara di Mongolia. Ia menyatakan bahwa upaya India dalam konservasi monumen di banyak negara memperkuat komitmen terhadap warisan Bhagwan Buddha.

Perdana Menteri mengatakan bahwa sangat menggembirakan bahwa edisi SAMVAD kali ini menyelenggarakan diskusi keagamaan, yang mempertemukan para pemimpin agama yang beragam. Ia menyatakan keyakinannya bahwa wawasan berharga akan muncul dari platform ini, yang akan membentuk dunia yang lebih harmonis. Shri Modi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada masyarakat dan Pemerintah Thailand karena telah menyelenggarakan konferensi tersebut. 

Ia menyampaikan harapan terbaiknya kepada semua peserta yang telah berkumpul untuk memajukan misi mulia ini. Ia mengakhiri dengan mengungkapkan harapan bahwa cahaya Dhamma akan terus membimbing kita menuju era perdamaian, kemajuan, dan kemakmuran dan kemuliaan. (hd)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *