Bitcoin Menjadi Korban Kebijakan Tarif Trump

banner 468x60

Denpasar – baliwananews.com | Harga bitcoin naik ke USD87.000, setelah sebelumnya turun ke USD78.000 pada Selasa (28/02/2025) akibat kebijakan tarif Trump yang mengenakan tarif impor ke Kanada dan Meksiko. Namun ditengah kekhawatiran, Trump mengadakan KTT Kripto pertama di dunia.

Pasar saham dan kripto baru baru ini dikejutkan dengan kebijakan Trump menetapkan tarif impor 25% dari Kanada dan Meksiko. Trump menyatakan bahwa kebijakan ini sangat baik bagi negara mereka karena akan membawa Amerika Serikat kembali pada kondisi keuangan yang sangat kuat.

Menanggapi kebijakan tarif Trump, harga Bitcoin saat ini berada di angka USD87.000 atau 1,42 milliar rupiah dengan kurs 16.365 rupiah per dolar, setelah mengalami penurunan hingga ke USD78.000, menggambarkan volatilitas pada salah satu aset safe haven atau aset investasi yang aman ditengah ketidakstabilan ekonomi.

Crypto Analys Reku, Fahmi Almuttaqin, menyebutkan bahwa timbul kecemasan pada pelaku pasar akan dampak perang dagang pada inflasi dan laju pertumbuhan ekonomi. “Meskipun data inflasi pengeluaran konsumsi pribadi menunjukkan penurunan, kekhawatiran masih tinggi, selain itu kejelasan dukungan Amerika Serikat terhadap inovasi di industri kripto juga menjadi sorotan pasar,” ujar Fahmi pada Rabu (5/03/2025)

Indeks fear & greed berada pada level extreme fear yang menunjukkan ketidakpastian yang tinggi di pasar kripto. Trump akan mengadakan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Kripto pertama pada 7 Maret 2025 yang akan dihadiri CEO Coinbase Brian Armstrong, CEO Robinhood Vlad Tenev, CEO Exodus J.P. Richardson, serta pendiri Chainlink Labs Sergey Nazarov, yang dianggap sebagai tindakan yang menguntungkan.

“Pasar merespons inisiatif ini dengan optimisme, terlihat dari kenaikan harga bitcoin dan aset kripto lainnya. Namun, masih ada perhatian terhadap apakah pertemuan ini hanya memperkuat narasi pro-kripto Trump atau menghasilkan kebijakan konkret” ujar Fahmi.

Namun disisi investor, indikator SOPR (Spent Output Profit Ratio) menunjukkan aksi jual beli bitcoin diakibatkan investor jangka pendek yang mengalami kerugian, sementara investor jangka panjang tetap stabil. Fahmi juga mencatat bahwa aliran dana masuk ke ETF (Exchange-Traded Fund) bitcoin mulai meningkat sebagai tanda investor institusional yang pulih percaya.

Meski kebijakan tarif Trump sempat menekan harga bitcoin, pasar mulai menunjukkan tanda pemulihan jelang KTT Kripto. Namun, ketidakpastian masih membayangi, dan investor menanti kebijakan konkret yang bisa membawa arah baru bagi industri kripto

Informasi yang disajikan dalam artikel ini hanya untuk tujuan edukasi. Saya bukan penasihat keuangan, dan tidak ada bagian dari artikel ini yang dianggap sebagai saran investasi dan keuangan. Selalu lakukan riset anda sendiri dan konsultasikan dengan profesional sebelum mengambil keputusan investasi. (hd)

Ditulis oleh

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *