BI Catat Modal Asing Keluar di Awal Maret 2024, Dampaknya pada Rupiah?

banner 468x60

Denpasar (Baliwananews.com) – Pada awal Maret 2024, Bank Indonesia mencatat aliran modal asing keluar dari pasar keuangan Indonesia. Nonresiden melakukan penjualan bersih sebesar Rp 2 triliun, terutama di pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN). Meskipun imbal hasil SBN turun, premi asuransi kredit meningkat. Bank Indonesia tetap fokus pada stabilitas ekonomi dan keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar dari pasar keuangan domestik pada pekan pertama Maret 2024, menyusul perhelatan Pemilu 2024. Data transaksi 26-29 Februari 2024 menunjukkan nonresiden melakukan jual neto sebesar Rp 2 triliun.

Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengonfirmasi bahwa transaksi tersebut terdiri dari jual neto Rp 0,82 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan jual neto Rp 2,64 triliun di pasar saham. Selain itu, Warga Negara Asing (WNA) melakukan beli neto Rp 1,46 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Data setelmen hingga 29 Februari 2024 menunjukkan nonresiden telah menjual neto Rp 4,93 triliun di pasar SBN, sementara beli neto mencapai Rp 20,02 triliun di pasar saham dan Rp 25,51 triliun di SRBI. Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun pada 29 Februari 2024 naik menjadi 69,15 basis poin, sedikit lebih tinggi dari 23 Februari 2024.

Tingkat imbal hasil (yield) SBN 10 tahun tercatat naik ke 6,59% pada Kamis (29/2/2024), tetapi turun ke 6,58% pada Jumat (1/3/2024). Meskipun begitu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah, dibuka pada level Rp 15.712 setelah sebelumnya ditutup di Rp 15.710. BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (hd)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *