Virtual Reality Guna Diagnosa Penyakit Alzheimer

banner 468x60

Denpasar (Baliwananews.com) – University College London menguji VR untuk diagnosis Alzheimer dini, ditambah dengan tes darah dan obat baru yang berpotensi memperlambat penurunan kognitif, membuka harapan pengelolaan demensia lebih efektif di masa depan.

Penelitian tentang demensia telah melibatkan penggunaan tes pena dan kertas sejak tahun 1940-an, yang masih menjadi salah satu indikator diagnosis hingga saat ini. Diagnosis demensia tidak dapat dipastikan dengan satu cara tertentu, sehingga seringkali dilakukan kombinasi berbagai tes dan investigasi oleh profesional kesehatan.

Peneliti di University College London tengah menguji penggunaan realitas virtual untuk membantu mendiagnosis Alzheimer lebih awal sebelum mencapai tahap demensia parah. Mereka berfokus pada dua komponen penyakit demensia: biologis, yang dapat terdeteksi melalui tes darah, dan kognitif, yang melibatkan pemikiran, ingatan, dan kemampuan navigasi.

Pengembangan tes kognitif yang efektif menjadi tantangan utama, dan penelitian ini berusaha menyelesaikan masalah tersebut. Ada upaya untuk menggunakan lingkungan virtual yang menarik, seperti lapangan terbuka yang indah, untuk memfasilitasi proses tes dan membuatnya relaks.

Saat ini, uji coba VR juga dilakukan di klinik Luciano di Portugal dengan harapan dapat membantu mendeteksi penyakit kognitif lebih awal. Selain itu, penelitian terus dilakukan pada tes darah yang dapat mengidentifikasi penyakit sebelum gejala muncul. Sebuah uji coba global juga telah mengonfirmasi bahwa obat baru dapat memperlambat penurunan kognitif, membuka peluang bahwa suatu hari nanti dampak demensia dapat diatasi lebih lama.

Meskipun terobosan ini masih pada tahap awal, tetapi menjadi tanda positif dalam penelitian demensia selama 20 tahun terakhir. Harapannya adalah bahwa penelitian ini dapat mengurangi dampak demensia di masa depan. (hd)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *