Ramadhan: Dampak Puasa pada Tubuh dan Kesehatan

banner 468x60

Denpasar (Baliwananews.com) – Saat puasa, badan kita akan melakukan adaptasi secara terus-menerus untuk menghadapi tidak adanya makanan atau minuman dalam jangka panjang.

Setiap tahun, selama bulan Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa dari sebelum matahari terbit hingga terbenam, yang berlangsung selama 30 hari. Ramadan sering jatuh pada musim panas di belahan bumi utara, namun pada tahun ini, dimulai pada musim semi, yaitu pada 11 atau 12 Maret 2024.

Di Indonesia, umat Islam berpuasa selama sekitar 13 jam karena letak negara ini berada di garis khatulistiwa. Tapi bagi umat Islam di Eropa, durasi puasa 12-17 jam jauh lebih pendek dibandingkan dengan musim panas yang bisa berlangsung 19 hingga 22 jam dalam sehari. Namun, apa dampaknya bagi tubuh dan kesehatan? Berikut adalah yang terjadi pada tubuh saat menjalani puasa selama 30 hari.

Penyesuaian Awal dan Tantangan
Saat berpuasa, tubuh menggunakan gula darah yang tersimpan di hati sebagai sumber energi. Tubuh tidak memasuki “keadaan puasa” hingga sekitar delapan jam setelah makan terakhir. Usus menyerap nutrisi dari makanan, dan setelah delapan jam, tubuh mulai menggunakan glukosa yang tersimpan untuk energi.

Perhatian Terhadap Dehidrasi
Selama hari-hari awal puasa, tubuh mulai membakar lemak untuk menghasilkan energi. Namun, kurangnya asupan cairan selama puasa dapat menyebabkan dehidrasi. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi air yang cukup pada saat sahur dan berbuka.

Penyesuaian Tubuh
Setelah fase awal, tubuh mulai menyesuaikan diri dengan proses puasa. Pada hari ke-8 hingga ke-15, biasanya suasana hati membaik karena tubuh telah beradaptasi sepenuhnya dengan puasa. Puasa juga dapat memberikan manfaat tambahan bagi tubuh, seperti memfasilitasi penyembuhan, mencegah, dan melawan infeksi.

Masa Detoksifikasi
Pada paruh terakhir bulan Ramadhan, tubuh telah beradaptasi sepenuhnya dengan proses puasa. Pada masa ini, organ-organ penting seperti usus besar, hati, ginjal, dan kulit melalui proses detoksifikasi.

Meskipun puasa Ramadhan dapat memberikan sejumlah manfaat bagi tubuh dan kesehatan, penting untuk melakukannya dengan benar. Puasa terus-menerus dan berkepanjangan tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan masalah kesehatan. Di luar Ramadhan, ada metode puasa yang lebih sehat, seperti pola makan intermittent fasting atau diet 5:2. Dengan menjalankan puasa dengan benar, kita dapat memperoleh manfaat kesehatan tanpa membahayakan tubuh kita. (hd)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *