Bali (baliwananews.com) – Bakal Calon Presiden (capres) Anies Baswedan dikabarkan akan menggandeng Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai calon wakil presiden (cawapres). Kabar ini terbilang mengejutkan mengingat Anies selama ini lebih dikaitkan dengan nama Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sementara itu, Cak Imin kerap disandingkan dengan Prabowo Subianto. PKB sebelumnya bergabung dengankoalisi pendukung Prabowo Subianto.
“Namun demikian, sesuatu yang tidak terduga dan sulit dipercaya terjadi. Di tengah proses finalisasi kerja Parpol koalisi bersama Capres Anies dan persiapan deklarasi, tiba-tiba terjadi perubahan fundamental dan mengejutkan. Pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di Nasdem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS,” ungkap Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya dalam keterangannya, Seperti yang dilansir dari laman CNBC.com. Kamis (31/8/2023).
Riefky mengungkapkan diusungnya nama Cak Imin merupakan inisiatif Ketum Nasdem Surya Paloh.
Nama Cak Imin memang sudah digadang-gadang akan menjadi kandidat cawapres pada pemilihan umum tahun depan.
Merujuk pada berbagai survei, rata -rata elektabilitas Cak Imin ada di kisaran 2,1%. Mantan Menteri Tenaga Kerja tersebut masih kalah dibandingkan dengan Erick Thohir, AHY, ataupun Ridwan Kamil.
Namun, survei terbaru PolMark Research Center (PRC)-PolMark Indonesia menunjukkan elektabilitas Cak Imin sudah melesat. Dalam survei terbaru mereka, elektabilitas politikus berusia 56 tahun tersebut mencapai 4,8%.
Untuk wilayah Jawa Timur, Cak Imin menempati posisi teratas dalam daftar capres pilihan masyarakat dengan angka 11, 5, jauh di atas Gubernur Jawa Timur Kofifah Indar Parawansa 5, 8%.
Cak Imin akan didukung PKB dalam pemilu tahun depan. Berdasarkan rekapitulasi hasil pemilu 1999-2019, rata-rata perolehan suara PKB adalah 11,07 juta atau 9,05%.
Perolehan suara terbesar tercatat pada pemilu 2019 yakni 13,57 juta atau 9,69% sementara terendah pada pemilu 2009 yani 5,15 juta atau 4,94%.
Namun, perlu dicatat jika kekuatan suara partai belum tentu sejalan dengan suara pemilih pribadi sehingga suara pemilih Cak Imin bisa lebih besar atau kecil dari partainya jika maju pilpres mendatang. (red/CNBC)