Kenali Anemia Aplastik, Penyakit Yang Renggut Nyawa Babe Cabita

banner 468x60

Denpasar (baliwananews.com) – Anemia aplastik yang dialami oleh almarhum Babe Cabiita adalah kondisi yang gagal memproduksi sel darah yang disebabkan banyak faktor seperti penggunaan obat, radiasi, kemoterapi, maupun penyebab lain. Coba simak selengkapnya di artikel pendek ini!

Tepat sebelum hari Lebaran, berita duka menyelimuti Indonesia dengan berperginya komedian terkenal Babe Cabiita, yang dikenal dengan tagline-nya “ahh… sudahlah”, setelah berjuang menghadapi penyakit autoimun anemia aplastik. Lantas, apa itu anemia aplastik?

Anemia aplastik sendiri merujuk pada kondisi tubuh yang gagal memproduksi sel darah yang cukup, baik sel darah merah, putih, maupun keping darah. Kurangnya sel darah ini menyebabkan semua fungsi tubuh berkurang, dan bisa membahayakan keselamatan pasien.

Penyebab penyakit ini bisa dibagi ke dalam dua kategori: produksi sel punca (stem cell) yang kurang memadai atau hilangnya kemampuan pematangan sel. Kedua hal ini bisa disebabkan banyak faktor, misalnya terapi radiasi, kemoterapi, infeksi virus, autoimun, dan lainnya.

Bila dokter curiga bahwa pasien mengalami anemia aplastik, mereka akan merekomendasikan screening lebih lanjut dengan tes darah dan biopsi (pengambilan jaringan tubuh) sumsum tulang belakang.

Bila ditemukan positif dan dalam keadaan parah, respon yang cepat sangat diperlukan karena jumlah sel sangat vital untuk fungsi tubuh dan metabolisme. Banyak moda pengobatan yang bisa dilakukan, tergantung level kepelikan penyakit, sebagai berikut:

Ringan: kadang tidak perlu dilakukan apapun, penghentian pengobatan atau perawatan yang menyebabkan anemia aplastik mungkin direkomendasikan
Sedang: Transfusi darah dan plasma secara berkala
Parah: Transfusi darah dan plasma secara berkala, ditambah dengan transplantasi sumsum tulang belakang atau stem cell
Ringan: kadang tidak perlu dilakukan apapun, penghentian pengobatan atau perawatan yang menyebabkan anemia aplastik mungkin direkomendasikan
Sedang: Transfusi darah dan plasma secara berkala
Parah: Transfusi darah dan plasma secara berkala, ditambah dengan transplantasi sumsum tulang belakang atau stem cell

Kelangsungan hidup pasien anemia aplastik setelah transplantasi sumsum tulang umunnya di atas 75%. Walau demikian, beberapa pasien dapat mengalami komplikasi seperti pendarahan, infeksi dan kondisi lain. (hd)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *