I Gusti Ngurah Tirtayasa Pertahankan Disertasi “Pembentukan Karakter Unggul Pendidikan Kepemimpinan Berbasis Asta Brata”

banner 468x60

Denpasar (Baliwananews.com) – Nilai-nilai Asta Brata tidak hanya hidup scbagai simbol ajaran spiritual, tetapi juga terinternalisasi dalam kultur kepemimpinan di SMA Taruna Mandara. Karakter unggul peserta didik terbentuk melalui program pembinaan yang menekankan kedisiplinan, tanggung jawab sosial, kecakapan manajerial, serta kepekaan terhadap nilai moral dan kebenaran.

Hal tersebut diungkapkan I Gusti Ngurah Tirthayasa dalam mempertahankan Disertasinya berjudul “Pembentukan Karakter Unggul Pendidikan Kepemimpinan Berbasis Asta Brata” Melalui (Studi Kasus Pada Sistem Pendidikan di SMA Taruna Mandara) di hadapan Guru Besar Pasca Sarjana Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Rabu (22/10/2025).

Selama ini I Gusti Ngurah Tirtayasa setia mendampingi Dr Mangku Pastika selama aktif di Anggota DPD RI Perwakilan Bali dan sampai saat ini.

Adapun para guru besar di Program Studi Doktor IImu Agama, Program Pasca Sarjana, Universitas Hindu Negeri I Gušti Bagus Sugriwa Denpasar yang menguji diantaranya adalah Dr. Drs. I Nyoman Ananda, M.Ag, Prof. Dr. I Nyoman Yoga Segara, S.Ag M.Hum, , Prof. Dr. I Gede Sutarya, SST.Par, M.Ag., Dr. I Gusti Made Widya Sena, S.Ag., M.Fil.H, Dr. I Made Dian Saputra, S.S., M.Si, Dr. I Wayan Sujana, S. Ag., M.Ag.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kekhawatiran terhadap krisis kepemimpinan yang tengah melanda berbagai sektor kehidupan, termasuk di ranah pendidikan dan pemerintahan yang melatarbelakangi Penelitian ini.

“Tindakan tidak etis seperti korupsi, manipulasi kekuasaan, dan hilangnya keteladanan menunjukkan lemahnya karakter moral dan spiritual para pemimpin. Olelh karena itu, penelitian ini mengkaji secara mendalam tiga permasalahan pokok: pertana, bagaimana hakikat kepemimpinan Asta Brata scbagaimana tercermin dalam pustaka suci Hlindu; kedua, bagaimana spirit Asta Brata diinternalisasi dalan sistem pendidikan kepemimpinan di SMA Taruna Mandara; dan ketiga, bagaimana implikasi kepemimpinan berbasis Asta Brata dalam mencetak generasi pemimpin nasa depan yang unggul secara moral, intelektual, dan spiritual,” tuturnya.

Melalui pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus, data diperoleh melalui observasi lapangan, wawancara mendalam dengan pendidik dan peserta didik, serta studi dokumentasi terhadap kurikulum, praktik pendidikan, dan budaya sekolah. Analisis dilakukan secara interpretatif dan reflektif, serta diperkuat dengan teori kepemimpinan spiritual dan teori belajar yang mencakup behavioristik, kognitivistik, konstruktivistik, dan humanistik.

“Kombinasi teori ini memungkinkan peneliti mengkaji sccara utuh bagaimana nilai-nilai kepemimpinan tidak hanya diajarkan secara kognitif, tetapi juga dihidupi melalui keteladanan, pengalaman langsung, serta proses interaksi yang penuh makna dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah,” kata Putu Artayasa.

Hasil penelitian menemukan bahwa nilai-nilai Asta Brata tidak hanya hidup scbagai simbol ajaran spiritual, tetapi juga terinternalisasi dalam kultur kepemimpinan di SMA Taruna Mandara.

Karakter unggul peserta didik terbentuk melalui program pembinaan yang menekankan kedisiplinan, tanggung jawab sosial, kecakapan manajerial, serta kepekaan terhadap nilai moral dan kebenaran.

Temuan ini memperkuat bahwa Asta Brata scbagai ajaran lokal-religius memiliki daya transformasi besar dalam dunia pendidikan modern, khususnya dalam membentuk pemimpin yang tidak hanya kompeten secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas spiritual.

Penelitian ini juga menegaskan urgensi penguatan kepemimpinan di masa depan. (hd)

SMA Taruna Mandara, I Gusti Putu Artayasa, karakter unggul, universitas Hindu Negeri, I Bagus Sugriwa, Asta Brata, Bali

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *