Bali (Baliwananews.com) – Sejak kemarin, BMKG memprediksi paparan sinar ultraviolet (UV) tinggi di sebagian besar Sulawesi dan Nusa Tenggara. Tidak hanya itu, berbagai daerah di Indonesia juga dilanda panas ekstrem yang disebabkan fenomena iklim El Nino.
Sinar ultraviolet (UV) kategori ekstrem diprediksi menerpa sebagian besar Pulau Sulawesi dan daerah Nusa Tenggara sejak kemarin (15/10). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan sinar ultraviolet adalah bagian gelombang elektromagnetik dari energi radiasi matahari pada pita 100-400 nanometer (nm). Ia merupakan salah satu dari tiga bagian utama sinar Matahari. Dua lainnya adalah cahaya tampak atau cahaya yang bisa terlihat oleh mata manusia pada panjang gelombang 400-700 nm.
Tidak hanya dua wilayah itu, berbagai daerah di Indonesia juga diprediksi akan kekurangan hujan yang diikuti oleh cuaca panas. Jelang kedatangan musim hujan di sebagian besar wilayah RI pada November, BMKG, melalui akun Instagram mereka, mengungkap daerah-daerah yang terlama tanpa hujan tahun ini.
Daerah Kurang Hujan Menurut BMKG
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memprediksi musim kemarau akan berakhir di sebagian besar wilayah Indonesia mulai akhir Oktober, dengan awal musim hujan secara bertahap dimulai awal November.
“Ada beberapa wilayah yang masuk musim penghujan sebelum November dan ada yang mundur, tapi sebagian besar pada bulan November,” kata dia, di Jakarta, Selasa (3/10), dikutip dari siaran pers BMKG.
Menurut dia, musim kemarau yang panjang ini terkait dengan efek fenomena iklim yang menurunkan curah hujan, El Nino. “Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September, namun tadi kami juga menganalisis dari data satelit yang terkini, terlihat Oktober ini nampaknya intensitas El Nino belum turun. Fenomena El Nino ini diprediksi masih akan terus bertahan hingga tahun depan,” tuturnya.(hd)